Ekonomi

Harga Hasil Bumi di Ternate Stagnan, Kopra Justru Melejit dalam Empat Bulan Terakhir

Komoditas pala di Toko Modern Raya, Ternate. Foto: Fadli Usman

Harga sejumlah hasil bumi di Kota Ternate, Maluku Utara, tercatat mengalami stagnasi dalam beberapa bulan terakhir. Namun, harga kopra justru menunjukkan tren kenaikan yang signifikan selama empat bulan terakhir.

Menurut beberapa pelaku usaha hasil bumi, fluktuasi harga sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar internasional, yang turut memengaruhi harga jual di tingkat pedagang lokal.

Pemilik Toko Putra Daerah, menjelaskan bahwa komoditas seperti pala, fuli, cengkeh, dan cokelat masih berada pada harga yang stabil. Namun, harga kopra mengalami lonjakan yang konsisten sejak beberapa bulan terakhir.

“Harga pala sekarang berada di kisaran Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram, tergantung pada kualitas. Sebelumnya, harga pala bisa mencapai Rp200.000 hingga Rp230.000 per kilogram. Cengkeh Rp82.000, cokelat Rp62.000, kopra harian Rp17.000, dan kopra gudang saat ini mencapai Rp21.000 per kilogram,” katanya.

Ia menambahkan, fluktuasi harga hasil bumi tidak bisa diprediksi dengan mudah.

“Harga bisa tiba-tiba naik atau turun, tergantung kondisi pasar internasional. Kami hanya bisa menyesuaikan dengan harga yang ada di pasar global,” jelasnya.

Sementara pemilik Toko Modern Raya, yang juga berfokus pada perdagangan hasil bumi seperti pala dan cengkeh, menyebutkan harga komoditas di tokonya relatif stabil.

“Harga pala bersih saat ini Rp90.000 per kilogram, fuli Rp230.000, dan cengkeh berada di kisaran Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram,” ungkapnya.

Meski harga kopra terus naik, pelaku usaha berharap ada kebijakan pemerintah yang dapat mendukung stabilitas harga hasil bumi. Menurut mereka, stabilitas harga penting untuk menjaga kesejahteraan petani dan pedagang lokal di Ternate.

Penulis: Ris
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga