Wisata

Abrasi Hancurkan Fasilitas Wisata Pulau Tabailenge Morotai, Butuh Penanganan Segera Pemerintah

Camat Morotai Utara, Rusman Mandea saat memantau kondisi lokasi wisata Tabailenge. Foto: Maulud

Kondisi Pulau Tabailenge, yang terletak di Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kini semakin memprihatinkan.

Abrasi pantai yang terus terjadi menyebabkan daratan pulau ini semakin terkikis dan mengancam keberadaan fasilitas wisata di sana.

Pulau Tabailenge selama ini dikenal dengan keindahannya yang memukau, dikelilingi oleh pasir putih dan air laut biru jernih. Namun, keindahan tersebut mulai luntur akibat hantaman ombak ganas dari Samudra Pasifik yang terus menggerus pesisir pantai.

Berdasarkan pantauan Halmaherapost.com pada Minggu, 8 Juni 2025, abrasi di sisi utara pulau telah mengikis daratan sejauh 8 hingga 10 meter dari bibir pantai, dengan panjang abrasi diperkirakan mencapai 40 meter.

Kondisi ini tidak hanya mengancam keindahan alam, tapi juga merusak sejumlah fasilitas yang ada. Jalan setapak yang sebelumnya dibangun di sepanjang pesisir kini ambruk akibat hantaman ombak. Selain itu, tiga unit gazebo di lokasi tersebut juga rusak dan hanyut terbawa gelombang.

Camat Morotai Utara, Rusman Mandea, mengatakan bahwa abrasi di Pulau Tabailenge bukanlah masalah baru. Menurutnya, fenomena ini sudah berlangsung cukup lama dan kini semakin parah.

"Abrasi ini sudah terjadi sejak lama, tapi sekarang kondisinya makin mengkhawatirkan. Kami berharap hal ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah, terutama Dinas Pariwisata Pulau Morotai," ujar Rusman.

Ia menekankan pentingnya langkah nyata dari pemerintah untuk menyelamatkan pulau ini, mengingat Pulau Tabailenge merupakan salah satu aset wisata potensial di wilayah Morotai.

Rusman juga menyampaikan bahwa kerusakan akibat abrasi sudah rutin disampaikan dalam setiap Musrenbang, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.

"Kerusakan ini telah dikeluhkan sejak pemerintahan sebelumnya dan selalu diusulkan dalam Musrenbang Kabupaten setiap tahunnya," katanya.

Selain abrasi, Rusman mengungkapkan bahwa kondisi transportasi menuju pulau juga belum memenuhi standar keselamatan.

"Sebagian besar transportasi yang digunakan masih perahu fiber milik nelayan, dan sayangnya tidak dilengkapi pelampung (life jacket)," keluhnya.

Ia juga menyoroti minimnya fasilitas pendukung seperti tempat sampah, toilet umum, dan penginapan (homestay) di lokasi wisata tersebut.

"Kami berharap ke depan ada solusi konkret untuk mengatasi abrasi serta melengkapi fasilitas pendukung di Pulau Tabailenge," pungkasnya.

Penulis: Maulud Rasai
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga