Pemerintah

Pemda Halmahera Timur Dukung Pembangunan Pabrik Baterai Listrik Terintegrasi

Bupati Halmahera Timur, Ubaid Yakub. Foto: Ist

Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, menyatakan dukungan penuh terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan smelter industri baterai listrik yang berlokasi di Tanjung Buli.

Dukungan tersebut ditunjukkan melalui kehadiran Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Timur dalam agenda groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM–IBC–CBL yang diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Minggu, 29 Juni 2025.

Turut hadir dalam peresmian tersebut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, Bupati Halmahera Timur Ubaid Yakub dan Wakil Bupati Anjas Taher, Sekretaris Daerah Haltim Ricky Chairul Richfat, serta perwakilan dari Konsorsium ANTAM–IBC–CBL.

Proyek industri baterai ini merupakan pengembangan terintegrasi dari hulu ke hilir yang mencakup enam proyek utama. Lima proyek berlokasi di Kawasan FHT (Future Halmahera Timur) dan satu proyek lainnya di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan bagian dari PSN dengan nilai investasi sebesar 5,9 miliar dolar AS dan mencakup lahan seluas 3.023 hektare.

“Pemda Halmahera Timur berkomitmen mendukung penuh percepatan pembangunan ini. Smelter yang mulai dirintis oleh PT ANTAM Tbk sejak 2011 akhirnya terwujud pada 2025, dan ini merupakan momen yang sangat dinantikan masyarakat Halmahera Timur,” ujar Bupati Ubaid Yakub.

Ia menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kehadiran Presiden RI dalam peresmian tersebut, seraya menegaskan bahwa proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi daerah.

“Sesuai arahan Presiden, ada harapan besar terhadap proyek ini untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Pembangunan ini tidak hanya penting dari sisi infrastruktur industri, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal yang selama ini masih menghadapi tantangan,” ujarnya.

Menurut data terbaru, angka kemiskinan di Halmahera Timur masih berada di kisaran 12 persen, sementara tingkat pengangguran sekitar 4 persen. Ubaid menilai, hadirnya konsorsium ini dapat membantu menekan angka tersebut secara signifikan.

Selain itu, tantangan lain yang masih dihadapi adalah soal konektivitas wilayah. Indeks konektivitas Halmahera Timur tercatat baru mencapai 0,98 persen, menandakan masih adanya banyak ruas jalan yang belum terhubung dengan baik.

“Maka, kehadiran konsorsium ANTAM–IBC–CBL ini diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan yang ada, baik dari sisi infrastruktur, ekonomi, maupun kesejahteraan masyarakat. Kami optimistis akan ada multiplier effect yang luas bagi Halmahera Timur,” tutupnya.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga