Pemerintah
Maluku Utara Siapkan Kader Petani Masa Depan, Sediakan 70 Beasiswa Penuh

Pemerintah Provinsi Maluku Utara resmi meluncurkan program pengembangan Kader Petani Milenial dan Gen Z dengan menyediakan 70 beasiswa penuh bagi generasi muda.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi sektor pertanian menuju sistem yang lebih modern, produktif, dan berbasis teknologi.
Program ini diluncurkan melalui penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Bali, yang berlangsung di Ternate pada Jumat, 25 Juli 2025.
Kerja sama tersebut dibingkai dalam semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, mencakup: Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan; Penelitian terapan sebagai dasar kebijakan pertanian; Pengabdian kepada masyarakat untuk menjawab tantangan ketahanan pangan lokal.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, menyatakan bahwa sektor pertanian perlu direvitalisasi agar tidak ditinggalkan generasi muda. Melalui program ini, ia berharap profesi petani kembali menjadi pilihan hidup yang menjanjikan.
“Selama ini, petani hidup pas-pasan, makanya anak muda enggan terjun ke pertanian. Tapi lihat di Amerika dan Tiongkok, petani bisa sejahtera karena produktif, pakai teknologi, dan kerja pakai otak,” ujar Sherly saat membuka kegiatan Sosialisasi Kader Petani Milenial.
Selain pemberian beasiswa, program ini juga langsung diterapkan di lapangan melalui proyek percontohan intensifikasi padi di Halmahera Barat seluas 4 hektare. Target produktivitas yang dicanangkan cukup ambisius, yaitu 10 ton gabah kering per hektare, jauh di atas rata-rata produksi saat ini yang masih berada di kisaran 2–4 ton/ha.
Upaya ini tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil panen, tetapi juga memperkenalkan praktik pertanian berbasis teknologi kepada para petani muda yang terlibat.
Gubernur Sherly menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada perubahan cara pandang generasi muda terhadap dunia pertanian. Ia mengajak anak-anak muda Maluku Utara untuk tidak malu menjadi petani, karena pertanian masa kini tidak lagi identik dengan kerja kasar semata.
“Kita bukan generasi yang meninggalkan sawah. Kita adalah generasi yang membawa teknologi ke sawah,” tegasnya.
Melalui program ini, Pemprov Maluku Utara juga berharap dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras dari luar daerah, yang saat ini mencapai 90 persen. Dengan hadirnya petani-petani muda yang terdidik dan penerapan teknologi tepat guna, cita-cita swasembada beras diyakini dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan.
Komentar