Kabar Desa

Oknum LSM Diduga Peras Kepala Desa di Halmahera Selatan

Ilustrasi

Seorang oknum dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Halmahera Selatan diduga melakukan pemerasan terhadap Kepala Desa Toin, Kecamatan Bacan Timur.

Kepala desa yang dimaksud, Fahmi Taher, mengaku tertekan setelah menerima sejumlah permintaan uang yang disertai ancaman demonstrasi dari oknum tersebut.

Fahmi menyebutkan, oknum yang diketahui bernama Rizal Sangaji awalnya meminta uang sebesar Rp6 juta. Namun karena tidak direspons, permintaan itu turun menjadi Rp3 juta dan disampaikan melalui pesan WhatsApp.

“Awalnya dia minta Rp6 juta. Karena saya tidak menanggapi, dia turunkan jadi Rp3 juta lewat WA. Saya sempat bilang sanggup, tapi dibayar bertahap,” ujar Fahmi saat diwawancarai media, Senin, 10 Agustus 2025.

Namun, setelah membayar sebagian dari jumlah yang diminta, Fahmi justru menghadapi tekanan lebih besar.

“Saya baru bisa kasih Rp1,5 juta. Tapi dia langsung ancam: kalau tidak tambah setengahnya lagi, saya akan didemo. Dan benar, beberapa hari kemudian saya didemo,” ujarnya.

Fahmi mengaku tekanan tersebut membuatnya berada dalam dilema besar sebagai pemimpin desa. Ia bahkan mengaku sempat menggunakan dana desa untuk memenuhi permintaan tersebut.

“Dalam keadaan terdesak, saya sampai pakai dana desa. Jangan jadikan saya ATM. Ini uang rakyat, bukan uang pribadi saya,” tegasnya.

Fahmi juga menunjukkan pesan WhatsApp yang mencatut nama Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Halmahera Selatan, yang seolah-olah ikut mendesak pencairan dana.

“Pesannya berbunyi: ‘Assalamu’alaikum Pak Kades, itu Pak Zaki bilang sudah cair, jadi kasih selesaikan sudah’. Seolah-olah ada pengawasan ketat terhadap setiap aktivitas saya,” kata Fahmi.

Ia menilai tindakan tersebut sangat tidak etis, apalagi dilakukan oleh orang yang mengatasnamakan LSM. Fahmi berharap aktivis atau organisasi masyarakat sipil dapat berperan sebagai mitra pemerintah desa, bukan malah menjadi beban.

“Anggaran desa saja tidak cukup untuk penuhi semua kebutuhan masyarakat. Kalau mau mengkritik, silakan. Tapi beri masukan yang membangun. Bukan malah meminta uang dengan tekanan,” katanya.

Fahmi juga mengajak para aktivis untuk ikut berkontribusi melalui gagasan dan solusi, bukan sekadar menuntut.

“Kalau ingin perubahan, mari beri ide yang bisa kami pakai untuk membangun desa. Tapi kalau hanya melihat kepala desa sebagai sumber uang, itu sama saja mencelakakan,” ucapnya.

Saat dikonfirmasi, Rizal Sangaji membenarkan bahwa dirinya memang pernah berkomunikasi dengan Kades Toin. Namun, ia enggan memberikan penjelasan lebih jauh.

“Tanya saja ke kepala desa, apa maksudnya. Tanya ke dia saja,” ucap Rizal singkat melalui panggilan WhatsApp.

Meski begitu, Rizal membantah telah melakukan pemerasan.

“Berapa uang negara yang saya ambil atau saya peras?” ujarnya membela diri.

Kasus ini menambah daftar dugaan penyalahgunaan peran sejumlah oknum LSM di Halmahera Selatan. Mereka diduga menggunakan nama lembaga untuk menekan kepala desa demi keuntungan pribadi.

Penulis: Din
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga