Pemerintah
Rembuk Stunting di Nurweda, Halmahera Tengah: Peran Keluarga dan Masyarakat Penting
Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah melaksanakan “Rembuk Stunting” di Desa Nurweda, Kecamatan Weda, sebagai upaya mempercepat penurunan angka stunting.
Program tahunan ini menekankan peran keluarga dan masyarakat sebagai kunci pencegahan dan pemberdayaan kesehatan anak sejak 1.000 hari pertama kehidupan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 4 November 2025. Desa Nurweda menjadi salah satu desa yang aktif melaksanakan program ini.
Kegiatan tersebut melibatkan seluruh pemangku kebijakan desa dan berbagai stakeholder, mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Dinas KB, hingga kader kesehatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah merumuskan usulan dan masukan terpadu mengenai pencegahan dan penanganan stunting.
dr. Hindry Haryanti, salah satu dokter Puskesmas Weda yang hadir, menjelaskan bahwa Rembuk Stunting merupakan kegiatan wajib tahunan bagi pemerintah desa. Meskipun sering terkendala anggaran, pelaksanaannya tetap menjadi prioritas.
“Tujuannya adalah mengumpulkan semua unsur agar dapat memberikan usulan dan masukan mengenai pencegahan dan penanganan stunting, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” jelas dr. Hindry.
Peserta kegiatan diberikan pemahaman mendalam tentang stunting, mulai dari definisi, ciri-ciri anak stunting, cara penanganan dini di desa, hingga batas kapan intervensi medis atau rujukan diperlukan. Diharapkan setiap pihak, dari kepala desa hingga kader Posyandu, dapat aktif meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hidup bersih dan sehat.
dr. Hindry menekankan pentingnya pemahaman yang tepat di masyarakat. Anak stunting secara umum memiliki berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya.
“Satu hal penting yang perlu torang (kita) garis bawahi adalah anak yang pendek belum tentu stunting. Tetapi anak yang stunting sudah pasti memiliki perawakan pendek,” tegasnya.
Ia menambahkan, kekurangan gizi akibat stunting menyebabkan anak tidak aktif, mudah sakit, kurang konsentrasi, dan daya tahan tubuh menurun. Sementara itu, perawakan pendek juga bisa disebabkan faktor genetik, sehingga anak yang pendek karena genetik belum tentu stunting selama tinggi badannya masih dalam batas normal.
Di Desa Nurweda, yang dekat dengan fasilitas kesehatan kota, saat ini tidak ada masalah stunting yang bersifat mendesak. Beberapa balita masih dipantau dan mendapat intervensi berupa pemberian makanan tambahan sebagai upaya pencegahan. Secara umum, masyarakat Desa Nurweda memiliki pemahaman yang baik dan aktif mengikuti program Posyandu serta imunisasi.
Kepala Desa Nurweda, Zainuddin Coda, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas partisipasi semua pihak.
“Desa memiliki kewajiban melaksanakan kegiatan ini dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Harapannya, insya Allah, kegiatan ini berjalan baik dan memberikan hasil yang positif,” ujar Zainuddin.
Acara ditutup secara simbolis dengan penandatanganan Komitmen Bersama Penguatan Peran Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Nurweda, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2025.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Kadis PMD Marlina Sofyan, Camat Weda Raonia Ali, Kepala Puskesmas Weda Sukri Hi. Samsudin, Ketua PKK Desa Nurweda Fatimah Wail, Dokter Puskesmas Weda dr. Hindry Haryanti, Bhabinkamtibmas Sanif, Babinsa Desa Nurweda A.J. Faruk, serta seluruh stakeholder Desa Nurweda.









Komentar