Tradisi

Ritual Oke Sou di Ternate Jadi Ruang Transformasi Pengetahuan bagi Remaja Perempuan

Pose bersama dalam kegiatan Fala Lamo Taranoate bersama Rorasa Initiative. Foto: Ist

Yayasan Fala Lamo Taranoate bersama Rorasa Initiative berhasil melaksanakan rangkaian kegiatan dokumentasi ritual Oke Sou dan Dialog Publik bertema “Ruang Performativitas Ritual Oke Sou”.

Kegiatan ini merupakan upaya pelestarian tradisi serta revitalisasi pengetahuan budaya lokal di Maluku Utara.

Acara terselenggara atas dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara melalui program bantuan pemerintah Fasilitas Pemajuan Kebudayaan Tahun 2025.

Oke Sou, atau “minum obat tradisional,” adalah ritual penting bagi remaja perempuan yang memasuki fase kedewasaan biologis, ditandai dengan menstruasi pertama. Dalam prosesi ini, peserta meminum ramuan tradisional berupa jamu dan pil berbahan dasar rimpang, daun, bunga, biji-bijian, hingga kulit kayu. Istilah Oke berarti “minum,” sedangkan Sou berarti “obat.”

Ritual ini dilaksanakan selama tiga hari, dari 21 hingga 24 November 2025, di salah satu rumah warga di Kelurahan Dufa-Dufa, Ternate. Prosesi dipimpin oleh pemangku ritual dan ditutup dengan tahlilan sebagai bagian dari integrasi nilai budaya dan spiritual masyarakat setempat.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, Fala Lamo Taranoate dan Rorasa Initiative menyelenggarakan Dialog Publik pada 1 Desember 2025 di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) IAIN Ternate.

Dialog menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi ilmu sosial, kesehatan reproduksi, dan pegiat studi gender. Diskusi menekankan bahwa Oke Sou bukan sekadar ritual, tetapi juga ruang transformasi pengetahuan dan pewarisan tata nilai yang berdampak positif bagi generasi muda, khususnya perempuan.

Fala Lamo Taranoate, lembaga riset dan pemberdayaan, bersama Rorasa Initiative, komunitas yang fokus pada isu kebudayaan, bekerja sama mendokumentasikan ritual ini melalui produksi video dokumenter serta penyelenggaraan diskusi publik.

“Rangkaian kegiatan ini sangat penting untuk mengangkat tradisi dan ritual menjadi percakapan di ruang publik. Dengan begitu, kita dapat mempelajari, merevitalisasi, dan menghidupkan kembali Oke Sou yang sudah jarang dipraktikkan,” ujar Nurkhalis Djilfikar, Ketua Fala Lamo Taranoate.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga