OKOINE (One Kecamatan, One Industrial Ecopark) Untuk Petani Kopra

Beberapa waktu lalu, dengan menurun drastisnya harga kopra, tentu sangat mempengaruhi petani Maluku utara yang mayoritas petani kelapa. Hingga berujung pada unjuk rasa besar-besaran dikalangan mahasiswa. Bentrokan pun tak terhindarkan antara mahasiswa dan aparat keamanan yang terjadi di lapangan.

Oktober-Desember
2018, kota Ternate dan sofifi
menjadi tempat beradu para mahasiswa tentang aksi Kopra, hingga klarifikasi
oleh gubernur maluku utara. Melalui Video bedurasi 3 menit.

Alot dan tak
terkendali akan pernyataan pihak Pemrov akan solusi kopra menjadikan, amukan
massa disetiap aksi, berujung korban jiwa. Persoalan kopra maluku utara saat
ini, sudah berada pada stadium empat apabila memakai istilah kedokteran. Teakline kopra bagi masyarakat Maluku utara,
tak terlepas dari pembuatan kelapa yang dimasak menggunakan api dan adapula
yang mengeringkan dengan sinar matahari. 

Jumat 25 januari 2019 di ruangan Aula Dinas koperasi, kopra telah beralih makna menjadi koperasi rakyat Halmahera, sebanyak 36 anggota yang hadir untuk menggarap satu konsep besar kopra yaitu koperasi rakyat halmahera. Anggota yang hadir diantaranya kepala Dinas dari beberapa instansi terkait, kepala bidang, anggota DPR, hingga perwakilan beberapa petani.

Melalui akta
pendirian koperasi rakyat halmahera dewi utami, Sh., M.Kn Notaris kota Ternate,
pada tanggal 07-12-2018. Pukul 15:00 yang berdasarkan surat keputusan menteri koperasi
dan usaha kecil dan menengah Nomor 32/Kep/M.KUKM.2/VI/2016.

Sahrin Hamid, yang juga ketua kopra maluku utara, menjelaskan, dengan adanya  OKOINE itu memprioritaskan satu kecamatan satu kawasan industri. "Konsep ini telah saya canangkan di tahun 2013 tetapi, baru dapat di realisasi pada tahun ini, melalui visi-misi Gubernur Maluku Utara,” tutur Sahrin.

Lanjut Sahrin, melalui visi one kecamatan one indutrial ecopark yaitu Terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui kawasan industri pengolahan berbasis bahan baku lokal. Maka, Seminar awal di dinas Koperasi dan UKM provinsi Maluku utara  dengan tema babari untuk rakyat sejahtera. "Ini sebagai bentuk awal gebrakan kita  yaitu membentuk kawasan industri pusat seperti unit kawasan industri, unit kemasan minyak goreng sehat igono, unit bricket arang batok kelapa, yang pusatnya di sofifi nantinya. sedangkan unit kawasan kecamatan yaitu unit minyak goreng kelapa (health coconut cooking oil)  unit produksi arang tempurung, unit usaha simpan pinjam, unit usaha kopramart," tutup Sahrin.

Sedangkan Menurut kepala bidang UKM pada Dinas koperasi dan UKM provinsi maluku utara, Ansar Naim, mengatakan, pihaknya menyambut baik program yang dilaksanakan oleh koperasi rakyat halmahera ini, sebagai bagian dari usaha kecil menegah (UKM), karena beberapa bantuan dari Dinas koperasi ke beberapa unit usaha hingga kini belum di realisasi.

Persiapan pabrik pengolahan kopra

Perbukitaan yang
adem, tepat dibatas tanah yang siapkan pemda untuk pembuatan pabrik kopra,  Desa rorobati, masih terlihat dua bangunan tua
yang berdiri kokoh. ketua tim kopra langsung terjun ke lapangan memantau areal
yang disiapkan oleh pemda Provinsi.

Menurut ketua tim koperasi rakyat halmahera Sahrin hamid, pembangunan pabrik yang akan diproyeksikan oleh pemda dalam penanganan masalah kopra yang makin alot maka, indutrialisasi di sektor kelapa perlu secepatnya di bangun, kami akan merencakan membuat pabrik kopra yang berpusat di Sofifi bulan maret sudah beroperasi.

Lanjut sahrin, "sementara kami bersama dengan Dinas koperasi membuka peluang kepada millineals secara terpublikasi di media sosial, untuk bergabung dalam program one kecamatan, one industri  ekopark, pada bidang-bidang yang tertera dalam informasi yang dicantumkan.” Ujar Sahrin, Sembari berharap.

Saat
mengunjugi  tempat yang disiapkan Pemprov
untuk pembuatan pabrik minyak kelapa di desa Oba,  sabtu 26 januari 2019. Salah seorang Petani
kelapa sedang beraktifitas membuat kopra bersama keriga anaknya.

“Kopra sekarang haragnya turun drastis, saya senang kalau sudah ada pabrik minyak kelapa karena harganya bisa naik,  sebab pembuatan kopra untuk 2 ton, saelang waktu seminggu pengeluarannya cukup lumayan banyak, prosesnya seperti Pengumpulan kelapa yang sudah jatuh (bakumpul), membelahnya (bala), mengasapinya (fufu) modalnya dari Rp. 500.000-Rp. 700.000,” Ungkap Amat Husen.

Keringat sekujur tubuh Amat husen mengalir, sembari mengambil sabuk kelapa dan menaruhnya di dalam api yang dsiapkan untuk membakar kelapa yang berada tempatnya.

“Tahun 2000 itu pernah buat pabrik minyak kelapa disamping kebun saya ini, karayawan banyak datang kesini, kopra yang kami punya langsung diangkut dan kami jual di pabrik itu. Tapi, karena rusuh sampai sekarang sudah tidak lagi beroperasi., kami berharap kalau adanya pembuatan pabrik supaya harga kopra naik dan membantu keluarga, harapan saya hanya ada pada kelapa untuk dapat menghidupi keluarga” harapnya.

Penulis:

Baca Juga