Koperasi dan UKM
Modernisasi Koperasi, Pemprov Malut Gandeng Agri Terra Belanda
Sofifi, Hpost- Kamis, 7 November 2019 siang di Aula Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Provinsi Maluku Utara menggelar acara Dialog dengan Mr. Cees Van Rij Direktur Agri Terra Belanda, sekaligus penandatangan Nota Kerjasama Agri Terra dengan Koperasi Rakyat Halmahera yang disaksikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Ansar Naim.
Sebagai pembicara Mr Cees menyampaikan, salah satu penyebab kemiskinan petani adalah karena mereka bekerja sendiri-sendiri, sehingga hanya sampai menyiapkan bahan baku tanpa bisa mengolah. Mahalnya mesin pengolahan menjadi kendala bagi petani.
"Saya juga anak Petani dan ia bangga menjadi anak petani. Kenapa Pertanian di Belanda maju? karena petani di Belanda mau bersatu dalam organisasi koperasi," ucap Cees
Menurut Cees, petani di Maluku Utara harus berkembang dan bersatu membangun industri pengolahan seperti yang dilakukan petani di Belanda. Para petani harus gotong royong untuk membangun industri pengolahan. Oleh karena itu, dibutuhkan industri pengolahan yang bahan bakunya dari etani, dan industrinya dikelola oleh profesional dengan segenap karyawan.
"Namun kepemilikan industri pengolahan adalah milik Petani. Ini yang dilakukan oleh Petani di Belanda dalam memacu produktivitas hasil taninya di bawah pengelolaan koperasi," kata Cees
Sebagaimana salah satu koperasi di belanda namanya Campina, tambah Cess, merupakan salah satu koperasi besar di dunia yang beromzet 350 Triliun pertahun. Pengalaman berkembangnya koperasi-koperasi di Belanda tersebut, bagi Cees, perlu dilakukan dibagikan ke petani Maluku Utara.
"Atas dasar itu dibentuklah Agri Terra sebagai jembatan untuk saling belajar antar petani dan koperasi di dunia. Itu yang membuat kami ada di sini, hari ini," kata Cees
Agri Terra saat ini sedang melakukan pendampingan petani untuk berkoperasi secara moderen di beberapa negara. termasuk Amerika Latin, Afrika dan Asia. termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Bahkan di Ethopia petani berhasil membangun dan memiliki industri pengolahan.
Dalam kesempatan tersebut juga, Cees sangat meyakini di Indonesia juga bisa sukses membangun industri pengolahan, dan khususnya di Maluku Utara dengan potensi kelapa yang begitu besar. Cess mengatakan, Maluku Utara juga akan memiliki industri pengolahan kelapa yang dimiliki oleh petani melalui koperasi.
Peserta dialog sangat antusias mengikuti acara dialog tersebut, sehingga pada sesi kesempatan peserta menyampaikan pertanyaan atau pendapat, mendapat reaksi positif dari peserta, lima orang diberi kesempatan di sesi pertama. Dari Morotai, Halsel, Halut, Ternate dan Pegawai Pemprov juga tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Pertanyaan seputar modernisasi koperasi, tips membuat koperasi kuat dan tangguh sampai dengan meminta kesediaan Cees untuk berkunjung kembali ke Maluku Utara, dijawab lugas oleh Mr. Cees.
Setelah dialog, acara dilanjutkan dengan penandatangan kerjasama pendampingan antara Agri Terra dan Kopra. Kerjasama meliputi pendampingan tata kelola koperasi, pemasaran, hingga pendampingan sampai dengan berdirinya industri pengolahan kelapa di Maluku Utara berbasis Korporasi Petani model Koperasi.
Kedatangannya Cees disambut oleh Kepala Dinas Koperasi Ukm Pemprov Malut dan dihantarkan dengan tarian soya-soya hingga di ruangan acara Forum Dialog.
Dalam sambutannya, Kepala DinaskopUkm menyampaikan apresiasi atas kehadiran Mr. Cees yang jauh dari Belanda, sekaligus kesediaan Agri Terra dalam mendampingi Koperasi hingga berdirinya industri yang dimiliki oleh Petani. "Semoga ini menjadi solusi bagi Petani Maluku Utara dalam menjawab keterpurukan Petani akibat anjloknya harga kopra".
Komentar