Kebersihan

Dari Sedekah Sampah untuk Rumah Singgah

Pengagas Gerakan Sedekah Sampah sedang merapikan sampah-sampah yang disedekahkan warga, Sabtu 1 Januari 2020, Benteng Oranje || Foto : Bur/Hpost

Sedekah tak selalu berupa barang atau uang. Dalam tiga pekan terakhir di Benteng Oranje, warga bersedekah sampah. Sebanyak 2,7 ton sampah telah terkumpul. Sampah-sampah itu itu dijual oleh penggagas gerakan “Sedekah Sampah” ke Bank Sampah. Hasilnya akan digunakan untuk membangun rumah singgah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah, Chasan Boesoirie, Ternate.

“Seluruh hasil dari penukaran sampah akan digunakan untuk mengontrak membangun dan  mengelola rumah singga bagi keluarga pasien luar kota RSUD ternate yang kurang mampuh,” kata Ketua Jarkot, Zandry Aldrin, saat ditemui, Sabtu 1 Februari 2020, di Benteng Oranje.

Sejumlah warga yang mengantar sampah ke Benteng Oranje Ternate.

Zandry bilang, gerakan Ternate Sedekah sampah merupakan respon komunitas dan anak muda Ternate untuk mengurangi sampah plastik dengan menggalang partisipasi masyarakat guna pemanfaatan yang lebih jauh.

Pemanfaatan yang paling nyata, menurut Zandry, adalah membantu keluarga pasien, dengan membangun rumah singgah untuk mereka.

Zandry bercerita, gagasan rumah singgah dari Sedekah Sampah itu muncul, ketika istrinya Fitri dan beberapa rekannya rutin membagi makanan secara sukarela ke keluarga pasien di RSUD, beberapa bulan lalu.

“Fitri sering lihat keluarga pasien itu selalu tidur di emperan di malam hari. Tapi, saat sudah subuh biasanya dorang (Kelurga Pasien) bangun dan gulung tikar, karena cleaning service sudah datang. Dari situ, Fitri mulai berkeinginan membuat rumah singgah gratis untuk mereka,” papar Zandry

Zandry mengaku awalnya ia merasa berat hati dengan keinginan istrinya. Ia sadar bahwa untuk mengontrak rumah yang dijadikan rumah singgah keluarga pasien membutuhkan biaya besar.

Namun, belakangan ia menyadari hal itu bisa dilakukan dengan menggandeng komunitas. Bersama sejumlah komunitas, yakni Jarkot, Sahabat Salihah Ternate, Kalumata Pecinta Alam, Gerakan Asik Sedekah (GAS), MOVE Pemuda Hijrah, Save Akegaale, GMPKT, lxsecond, Overhead Moris, Genpi Malut, Explore Ternate, dan Warung Posisi, sampah sebanyak 2,7 ton berhasil dikumpulkan dalam empat pekan terakhir.

"Hasil pengumpulan sampah di hari perdana pekan kemarin itu satu minggu satu kali dan mencapai 1.1 ton dengan nilai ekonomis/uang mencapai Rp.1.100.000. Namun, kami juga masih evaluasi kembali lagi agar bisa mengubah jadwal lagi menjadi dua minggu sekali," kata Zandry

Komunitas penggagas Sedekah Sampah untuk Rumah Singgah

Sementara itu, sampah yang dikumpulkan pada pekan ini mencapai 1.6 ton. Jika diuangkan sebesar Rp1.626.950.  ditotalkan dengan jumlah yang diperoleh pekan lalu, maka uang yang diperoleh dari hasil Sedekah Sampah sebesar Rp2.726.950.

"Semua akan dikumpulkan untuk mengontrak rumah singgah," ucap Zandy

Sekadar diketahui, dalam sehari Kota Ternate memproduksi 70 ton sampah. Jumlah itu sudah termasuk sampah organik.

Kabid Persampahan Kota Ternate Yus Karim bersama istrinya saat ditemui di Benteng Oranje mengaku bangga dan mendukung penuh gerakan Sedekah Sampah yang digagas komunitas pemuda Kota Ternate.

Ia berharap kesadaran memilah sampah, juga di miliki oleh warga, sehingga produksi sampah juga dapat ditekan.

“Kegiatan tersebut bisa menjadi pemantik rasa kepedulian masyarakat terhadap kebersihan, terutama di lingkungan keluarga,” katanya.

Penulis: Bur
Editor: Red

Baca Juga