Penganiayaan

Gara-rara Helm, Security PT IWIP Aniaya Karyawan

Keluarga Korban saat mengamuk di Pos Security PT IWIP || Foto : Istimewa

Weda, Hpost - Nasib Apes, menimpa Riski Umar (26) warga Desa lelilef Woebulan Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah yang kesehariannya bekerja di PT. IWIP itu menjadi korban penganiyaan sejumlah security PT IWIP, Sabtu 1 Februari 2020 kemarin, pukul 09:00 WIT.

Informasi yang berhasil dihimpun Halmaherapost.com, Riski (korban) yang merupakan karyawan PT.IWIP itu lupa memakai helm sebelum memasuki pintu pos security. Padahal, sebelumnya salah satu teman menegurnya karena  akan ditahan atau dimarah oleh petugas security.

Mendengar hal itu korban memantau pos security dari jauh. Tampak beberapa karyawan masuk tidak mengenakan helm dan tidak ditahan oleh security. Melihat itu korban kemudian menuju pos security untuk masuk ambil absen.
Setelah tiba di pos Riski ternyata ditahan oleh Firdaus (security).

Keduanya saling adu mulut. Lalu riski mepertanyakan kenapa ia ditahan sementara yang lain bisa masuk tanpa helm. Firdaus mengeluarkan kata kata kasar.

"Firdaus mencaci maki dengan kata kotor kepada saya sambil memegang tangan saya, karena tidak terima dengan kata kotor itu lalu saya mengatakan kepada Firdaus bahwa Firdaus lahir dari mana sehingga keluarkan bahasa kotor seperti itu, lalu saya menampar Firdaus dan sempat terjadi adu fisik tetapi sempat dilerai oleh karyawan dan Security lainnya," kata Riski kepada Halmaherapost.com, Minggu 2 Januari 2020, di Polsek Weda.

Setelah itu Riski dan Firdaus kembali melakukan aktifitas masing-masing. Karena, korban menganggap persoalan dengan Firdaus sudah selesai.

"Pada saat saya berada di lokasi kerja, tiba-tiba datang sekelompok Security mengampiri dan bertanya siapa yang tampar Security di pos pintu masuk, spontan saya menjawab saya yang tampar Security. Saat melontarkan jawaban itu sekelompok Security langsung melakukan penganiyaan kepada saya," jelas Rizki

Rizki mengaku, selain dianiaya, security juga memborgol tanganya, sementara beberapa security lain memukul dan menginjaknya. Setelah itu, ia dibawa ke pos Security untuk diinterogasi selanjutnya dibawa ke klinik PT IWIP untuk mengobati lebam dan memar di wajahnya.

"Akibat penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok Security muka saya sebelah kanan lebam dan kepala juga bengkak akibat pukulan yang dilakukan oleh mereka. Begitu juga dengan tangan saya sakit akibat borgol. Dada dan tulang rusuk juga terasa sakit, kaki saya bengkak akibat diinjak mengunakan sepatu Lars," pungkasnya.

Setelah kejadian itu, kata Riski orang tua dan keluarganya tidak terima apa yang dilakukan oleh security, sehingga membuat laporan polisi di Polsek Weda, Minggu 2 Januari 2020 malam.

Terpisah Kapolsek Weda, Iptu I Komang Suriawan SH, kepada Halmaherapost.com membenarkan korban penganiyaan telah membuat laporan polisi, Nomor : LP/02/II/2020/Sek Weda tanggal 01 Februari 2020. Atas nama Riski Umar (26) alamat desa lelilef woebulan kecamatan Weda tengah kabupaten Halteng.

Sementara penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi terlapor yang berjumlah 3 orang dan pelapor sendiri (korban).

"Jadi total yang diperiksa 4 orang. Kasus ini kita dari Polsek Weda masih melakukan penyelidikan, baru pemeriksaan saksi belum ada penetapan tersangka,” ungkap Komang yang juga Mantan Panit 1 Ditnarkoba Polda Malut.

Menurutnya, kasus ini masih dilidik, sebatas pemeriksaan saksi, belum ada penetapan tersangka. Kalau nanti selesai pemeriksaan saksi baru gelar perkara peningkatan status dari Lidik ke sidik.

"Sementara ini baru saksi yang kita periksa, masih butuh saksi tambahan untuk diperiksa," cetusnya.

"Untuk kasus ini kita amankan Barang Bukti (BB), Satu buah borgol dan satu buah asbak yang terbuat dari kayu, begitu juga dengan hasil visum terhadap korban, sampai saat ini hasilnya belum keluar," tutupnya.

Departemen Media dan Komunikasi PT IWIP, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Agnes Ide Megawati mengatakan untuk kasus ini berdasarkan hasil investigasi manajemen perusahaan, staff yang bersangkutan pada pagi hari diingatkan oleh security agar mengenakan peralatan safety (helm) tetapi staff tersebut tidak terima dan staff tersebut yang mulai memukul security yang mengingatkan tersebut.

Oleh karena manajemen mendapat laporan bahwa staff tersebut memukul security, tim security menjemput staff tersebut untuk diinvestigasi. Tetapi staff tersebut menolak dan memukul lagi security. Sehingga terjadi perlawanan dari pihak security yang dipukul.

"Perlu dicatat bahwa yg memukul pertama kali adalah staff. Security hanya melakukan perlindungan diri. Saat ini security staff sedang diinvestigasi di Polsek Weda, untuk hasilnya manajemen akan mengikuti sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku," kata

Penulis:

Baca Juga