PKL

PKL Pasar Barito Minta Pemkot Menyetop Tagihan Retribusi

Ternate, Hpost - Sejumlah pedagang kaki lima di pasar Barito Gamalama Kota Ternate, meminta Dinas Perdagangan Dan Perindustrian Kota Ternate untuk menghentikan tagihan retribusi kepada mereka. Alasannya, penyebaran wabah covid-19 ini membuat pendapatan sangat menurun

Dalam pantauan Halmaherapost.com. Minggu, 3 Mei 2020, siang. Seluruh jalan masuk Pasar Barito dan pasar buah suda ditutup oleh pihak Kepolisian dan Satpol PP sehingga tidak ada lagi akitivitas kendaraan roda dua dan roda empat di lingkungan pasar.

Suasana pasar juga tampak sepi. Alhasil warga pun sangat jarang belanja. Meski begitu, petugas Disperindag Kota Ternate setiap hari menagih, retribusi (Leo).

“Pendapatan jualan per hari Rp70.000. itu pun sampai malam dan tagihan retribusi (leo)/hari Rp2.000 Pasar sepi, jadi tolong pemerintah kase stop tagihan leo dulu,” keluh dan pinta Leli salah satu PKL yang menjual sayuran saat ditemui Halmaherapost.com.

Ia mengaku sebelum corona, penghasilan dalam setengah hari sudah Rp70.000-an. Namun, kini ia harus sabar menunggu hingga malam hari.

Senada, Fat Johra teman sesama pedagang mengaku dagangannya membusuk karena sepi pembeli.

"Jadi kalau menagih retribusi/leo hari-hari saya mohon sabar dulu dan dihentikan dulu, coba lihat manusia yang ada juga dihitung dengan jari, jadi kita punya barang-barang juga banyak rusak karena tarada orang yang belanja," kata Fat.

Sementara Umi mengaku, pendapatan per harinya Rp100.000 dan tagihan leo Rp2000 juga terus dilakukan kemudian jalan masuk juga sudah di tutup jadi sangan merasa keberatan tagihan leo karena orang minim belanja, jadi kalau bisa tidak perlu lagi ada tagihan leo.

"Orang tara-tidak belanja torang (kami) bisa bayar leo bagimana, biar Rp2000 lagi tapi kalau orang kurang belanja bagimana apalagi jalan juga dorang suda tutup torang mau bikin bagaimana," paparnya.

Sementara itu, berbeda halnya dengan Dino salah satu pedagang buah mengatakan pendapatan per harinya Rp300.000-Rp400.000 per hari. Saat wabah Covid-19 ia mengaku penghasilan hanya Rp150.000-an per hari.

Meski begitu, menurut dia tagihan leo tetap dibayar sesuai kesepakatan dengan Disperindag yakni Rp5.000 per hari untuk satu tempat jualan.

"Saya rasa sesuai dengan prosedur yang dorang (mereka) terapkan di sini, itu sesuai dengan tempat. Biasanya satu tempat itu kita bayar Rp 5000.00 kalau dua tempat itu kita bayar Rp 10.000. Jadi saya rasa itu suda wajar tidak terlalu merasa keberatan," tutupnya

Penulis: Bur
Editor: Red

Baca Juga