Pembangunan Jalan

Jalan Lumpur Senilai Rp 11,5 Miliar di Kepulauan Sula Membahayakan Warga

Sepeda motor warga yang mogok saat melintasi di tengah kubungan lumpur, pada Jumat 12 Juni 2020 || Foto: Istimewa

Sanana, Hpost – Saat musim hujan datang, warga yang mengakses jalan Waitinagoi Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, terpaksa mendorong sepeda motor di tengah kubangan lumpur. Tak jarang, sepeda motor warga mogok berjam-jam karena terendam lumpur.

Jalan yang dibangun dengan anggaran senilai Rp11 Miliar itu, membahayakan pengguna jalan karena terdapat jurang di beberapa titik dan bebatuan di kiri dan kanan badan jalan.

"Kalau hujan, warga yang lewat situ terpaksa mandi becek berkilo-kilo meter. Melewati jalan itu nyawa jadi taruhan, karena tidak hati-hati bisa masuk jurang," keluh Karman, salah satu warga Desa Wailoba, Kecamatan Mangoli Tengah, kepada Halmaherapost,com Jumat 12 Juni 2020.

Baca Juga: Jembatan Rusak, Akses 4 Desa di Kepulauan Sula Terganggu

Meski kondisi jalan berbahaya, Karman bilang, warga desa Wailoba terpaksa menggunakan jalan itu karena menjadi satu-satunya akses darat menuju desa.

Foto: Istimewa

“Proyek yang memakan anggaran berkisar 11,5 Milyar itu hanya menyengsarakan masyarakat desa Wailoba, karena dengan jalan itu masyarakat semakin sulit melintasinya," kata Karman.

Terpisah, Armin Soamole, warga desa Wailoba, yang juga berprofesi sebagai pengacara mendesak Polres Kepsul segera menindaklanjuti proyek jalan Waitinagoi-Wailoba yang telah menjadi temuan BPK dengan nomor 19.A/LHP/XIX.TER/5/2019 tertanggal 22 Mei 2019.

Proyek dengan kegiatan pembukaan jalan dan sirtu itu dikerjakan PT. Amarta Mahakarta sedangkan pihak kontraktornya yakni, Abraham.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pada 3 Maret 2019,  ditemukan penyedia belum menyelesaikan pekerjaan pada saat berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dengan realisasi pekerjaan baru mencapai 50 persen,” urai Armin.

Penulis: Tat
Editor: Red

Baca Juga