Covid-19

Mesin PCR Sudah Beroperasi, Input Data Menunggu Izin Litbankes

Penanggung jawab Laboratorium TCM Covid-19, dr. Fasni Halil, saat Konfrensi Pers di Posko Gustu Sahid Hotel, Kamis 16 Juli 2020 || Foto: Dim/Hpost

Ternate, HpostAlat Polymerase Chain Reaction (PCR) berada di RSUD Chasan Boesoirie Ternate sudah bisa beroperasi. Namun, pengimputan data hasil pemeriksaan masih menunggu izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbankes) agar bisa terdaftar sebagai Lab jejaring PCR untuk pemeriksaan Covid-19.

Penanggung jawab Laboratorium TCM Covid-19, dr. Fasni Halil mengatakan, laboratorium sudah telah beroperasi pada 13 Juli 2020, lalu. Meski begitu, ia mengaku PCR yang dimiliki saat ini hanya mempunyai well (sumur) yang terbatas, karena merk MyGo Pro RT-PCR yakni 32 well.

"Jadi sekali proses membutuhkan waktu 2 Jam untuk ekstraksi manual, satu jam setengah untuk PCR, sampai hasil keluar dibutuhkan waktu 3 jam setengah," jelasnya.

Menurut dia, 32 well itu bukan saja dipakai untuk pemeriksaan spesimen saja, tapi 2 well dipakai untuk kontrol positif dan negatif. Sebab, alat tersebut sudah diuji coba dalam pelatihan sebanyak 30 sample penderita covid-19, dan hasilnya sudah diketahui.

Namun, proses pemeriksaan PCR tidak langsung diumumkan atau dilaporkan ke gugus tugas, tetapi harus menyurat ke Litbankes untuk mengimput data agar bisa terdaftar sebagai Lab jejaring PCR pemeriksaan Covid.

"Sehingga kami sudah sampaikan ke Provinsi untuk menyurat ke Litbankes agar bisa terdaftar, supaya bisa melaporkan hasil pemeriksaan PCR," ucapnya.

Sebelumnya, Gugtu Malut mendapat bantuan dari BNPB pada 22 Juni 2020 berupa alat PCR bersamaan dengan ragen ekstrasi, ragen PCR, dacron, Vite M. Namun, alat ini tidak seperti alat lainnya yang digunakan masyarakat, tetapi alat PCR harus membutuhkan tenaga ahli untuk mengaktifkan mesin tersebut, karena selama ini tenaga medis di Maluku Utara belum pernah menggunakan alat itu.

Dia menjelaskan, alat PCR ketika beroperasi terlebih dahulu dipersiapkan yakni, pemakaian ruangan, alat penunjang, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk pemakaian ruangan pemeriksaan Covid-19, lanjut dia, harus sesuai standar BSL2 karena ruangan PCR berbedah dengan ruangan TCM. Sementara untuk peralatan alat yang diberikan melalui dana Hibah dari Gugus Tugas Pusat tidak diberikan semuanya, sebab alat penunjang lainnya seperti laminar flow dan pipet otomatis belum ada, padahal dua alat ini harus ada agar PCR bisa beroperasi.

Untuk  kebutuhan SDM, menurut dia, di RSUD Chasan Boesoirie Ternate ada tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM), tetapi selama ini ahli ATCM belum pernah mengoperasikan PCR. Maka tenaga ini harus disiapkan supaya bisa memenuhi persyaratan.

“Alhamdulillah, persyaratan ini sudah dipenuhi oleh Direktur RSUD sesuai kebutuhan ruangan. Kemudian, bapak Dr Jontari dari Litbangkes membimbing kami untuk mengoperasikan mesin PCR. Kami hanya tinggal menunggu izinnya dari Litbankes agar hasil spesimen bisa diumumkan,” terangnya.

Penulis: Dim
Editor: Firjal

Baca Juga