Bencana Alam
77 Rumah di Pulau Mangoli Terendam Banjir, Tanggul dan Jembatan Dibutuhkan

Sanana, Hpost - Hujan deras yang berlangsung pada Rabu 21 Juli 2020, malam hingga Kamis 23 Juli 2020, dini hari mengakibatkan 77 unit rumah warga di di desa Kou, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) terendam banjir. Jembatan pengubung di dalam desa pun roboh akibat banjir.
Satu warga Desa Kou, Alfarabi Umaternate, kepada Halmaherapost.com, Kamis 23 Juli 2020, pagi mengatakan, banjir setinggi lutut itu terjadi akibat hujan deras yang berlangsung selama 5 jam. Alhasil, tanggul penahan banjir jebol dan menggenangi rumah warga selama 2 jam.
“Jadi kami meminta pemerintah daerah membangun jembatan alternatif. Karena selama ini, jembatan torang bikindari batang kelapa, jadi banjir bawa jembatan,” kata Alfarabi.
Saat ini air sudah surut. Meski tidak ada korban, warga desa tetap waspada karena masih sering hujan. Apalagi, banjir yang membuat tanggul penahan banjir di desa Kou telah jebol dan rusak parah.
"Karena takut ada banjir susulan, jadi tetap waspada lebih baik agar tidak ada korban jiwa, " ujarnya.
Warga desa Kou lainnya, Iksan Boamona, bilang hujan membuat air kali Balangkoi meluap meluap hingga ke rumah warga, juga berimbas sampai ke air Waigoi.
“Air Waigoi itu adalah air yang ada di dalam kampung kou. Air Balangkoi yang meluap ini membuat masyarakat desa Waitamela juga kesulitan berkunjung ke Desa Kou. Air itu dari desa Kou kalu ke desa Waitamela sekitar 5 Kilo. Tapi air Waigoi itu air yang ada di dalam kampung," ungkap Chanox sapaannya
Harapannya kepada pemerintah agar segera melakukan normalisasi sungai-pembuatan talud di bantaran sungai. Kemudian pembuatan jembatan penghubung, sebab di dalam kampung ini ada beberapa aliran sungai yang tidak ada jembatan, padahal itu penghubung antar kompleks dan RT.
"Dari dulu sampai sekarang, masyarakat swadaya pembuatan jembatan alternatif. Rusak bikin baru dari batang kelapa jadi sasaran penebangan untuk pembuatan jembatan alternatif,” kata Alfarabi
Hal itu membuat warga dilema, karena kelapa adalah salah 1 komoditi penopang ekonomi masyarakat.
“Tapi tidak tebang pohon kelapa mau buat jembatan pakai apa, karena kondisi terjepit, masyarakat pun berkorban. Harusnya adanya jembatan alternatif di dalam kampung," keluh Alfarabi.
Hingga berita ini diturunkan, Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, belum memberikan keterangan resmi.
“BPBD baru turun meninjau lokasi banjir pagi tadi. Untuk bantuan yang lain belum ada,” tutup Alfarabi
Komentar