Ekonomi Malut

Perekonomian Malut Kontraksi 0,16 Persen, 8 Kategori Tumbuh

Data BPS Malut

Ternate, Hpost - Pada awal Agustus 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara (Malut), kembali mengeluarkan rilis tentang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2020.

Menurut Kepala BPS Provinsi Malut, Atas P. Lubis, pertumbuhan ekonomi Malut pada triwulan II mengalami kontraksi sebesar 0,16 persen, bila dibandingkan triwulan II-2019 dari tahun ke tahun.

Kontraksi tersebut merupakan dampak dari adanya wabah covid-19, sehingga terjadi penurunan aktivitas ekonomi di beberapa kategori lapangan usaha. Meskipun demikian, ada delapan kategori yang masih tumbuh positif pada triwulan ini.

"Tiga kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah kategori industri pengolahan dengan pertumbuhan 60,49 persen. Diikuti kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial 9,81 persen. Dan, kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 9,33 persen," katanya, Senin 10 Agustus 2020.

Kontraksi pertumbuhan ekonomi Malut triwulan II juga terjadi pada (q-on-q/buln ke bulan), yang mengalami kontraksi sebesar 1,35 persen. Kontraksi ini terjadi pada sebagian besar kategori lapangan usaha. Meskipun demikian, ada tujuh kategori yang masih tumbuh positif pada triwulan ini.

"Tiga kategori dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori industri pengolahan 29,20 persen, kemudian kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 5,86 persen dan kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial 3,52 persen," paparnya.

Kontraksi juga terjadi pada semester I-2020 dibanding semester I-2019 (c-to-c), yang masih tumbuh sebesar 1,44 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada, sepuluh kategori lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori industri pengolahan 34,34 persen. Diikuti kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,24 persen dan serta kategori jasa keuangan dan asuransi 7,25 persen.

"Prinsipnya, perekonomian Malut triwulan II-2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 9.872 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 6.581 miliar," tutupnya.

Penulis: Awi
Editor: Firjal

Baca Juga