Pelaut Ternate
Meninggal di Kapal Cina, Pelaut Muda Asal Ternate Akhirnya Dimakamkan di Kampung Halaman
Ternate, Hpost - Harapan keluarga almarhum Riki Rifaldi untuk mengebumikan jenazahnya di kampung halaman Kelurahan Takome, Kecamatan Kota Ternate Barat, Provinsi Maluku Utara (Malut), akhirnya terwujud pada Minggu 20 September 2020.
Proses pemulangannya janazah almarhum memakan waktu 5 bulan, sejak pelaut muda itu dinyatakan meninggal dunia di kapal penangkap ikan berkendara China pada 16 Mei 2020 lalu di Afrika Barat.
Jenazah almarhum tiba di bandara Sultan Babullah Ternate 10:30 WIT diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hata menggunakan pesawat Garuda. Jenazah diantarkan di peristrahatan terakhir pekuburan umum Kelurahan Takome sekira pukul 11.30 WIT.
Umar Buamona paman almarhum Riki Rifaldi saat ditemui usai pemakaman di kediamannya menjelaskan, almarhum terhitung mulai bekerja di perusahan PT. Delta Samudera Berjaya sejak Agustus 2018.
“Jadi kalau hitung mulai berangkat sampai jenazah pulang terhitung tepat 2 tahun,” ungkapnya.
Umar menambahkan, almarhum sebulan sebelum meninggal pada 16 Mei, sempat melakukan komunikasi dengan pihak keluarga dan itu dilakukan jika kapal sudah bersandar di pelabuhan.
“Menjelang meninggal, kita sudah tidak terima kabar lagi dan bahkan kita juga tidak tau kalau dia sakit,” ungkapnya.
Ia mengaku, informasi meninggal almarhum diterima langsung dari pihak perusahan perekrutan yakni PT. Delta Samudra Berjaya.
“Tanggal 16 pihak perusahan telepon ke salah satu keluarga memberitahukan bahwa dia (Riki-red) sudah meninggal,” katanya.
Proses pemakaman jenazah almarhum sendiri kata Umar, dilakukan menggunakan peti yang sudah disiapkan.
“Pemakaman tadi pakai peti, karena situasi sekarang juga masih pandemi makanya kita juga lakukan itu dan tidak mau ambil resiko,” akunya.
Untuk hak selama bekerja sudah diurus oleh pihak pengacara yang ditunjuk, sementara asuransi kematian akan dibayarkan jika sudah ada keterangan penguburan dari kelurahan.
“Insya Allah kota akan urus supaya semua hak terbayarkan,” tuturnya.
Atas nama keluarga besar dirinya mengucapkan terimakasih dan apreasiasi setinggi-tingginya kepala pihak-pihak yang terlibat baik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), BP2MI dan KBRI Dakar Senegal atas kerja keras sehingga jenazah bisa dipulangkan ke kampung halaman.
“Ibu Menlu dan pihak terkait termasuk wartawan juga kami ucapkan banyak terimakasih,”tambahnya.
Sementara itu, Yusriyanto Yunus salah satu rekan korban mengaku juga sempat berada di satu bendera atau perusahaan yang sama dengan korban.
Hanya saja, kata Yusriyanto, dirinya bekerja di kapal penangkap cumi-cumi sementara alamrahum Riki Rifaldi di kapal tuna.
“Tapi waktu saya pulang Ternate korban berangkat," katanya.
Dia bilang, di kapalnya juga disiapkan dokter yang khusus melayani ABK, ketika ada ABK yang sakit langsung diistirahatkan dan dirawat khusus hingga sembuh.
“Jadi kalau ada ABK yang sakit di kapal tapi masih perusahan yang sama, maka yang sakit itu akan dipindahkan di kapal yang ada dokter untuk menjalani perawatan," tandasnya.
Komentar