PAD

Pemkot Optimis Capaian PAD Sesuai Target

Kendaraan roda dua yang diparkir di lahan depan Ruko Jatiland Mall || Foto : Bur/Hpost

Ternate, Hpost - Memasuki akhir tahun 2020, capaian pendapatan asli daerah (PAD) kota Ternate terbilang masih bagus sehingga memberi optimis untuk mencapai target. Meski begitu, pada beberapa sektor retribusi masih ada yang lemah capaiannya, namun capaian PAD Pemkot hingga september sudah 71 persen.

Berdasarkan data yang ada, capaian retribusi sampai di akhir bulan September PAD Kota Ternate terealisasi sebanyak 71,77 persen atau sebesar 54.360.481.713,32 dari target 75.745.462.000 tahun ini.

Dari jumlah realisasi untuk pajak daerah terealisasi sebesar 43.310.000.000 terealisasi sebesar 37.426.854.808 atau 86,42 persen, sedangkan retribusi daerah target sebesar 23.983.500.000 terealisasi baru sebesar 11.534.836.217 atau 48.09 persen.

Untuk PAD yang berasal dari pengelolaan kekayaan yang dipisahkan target sebesar 1.875.000.000 terealisasi sebesar 2.316.440.679,79 atau 12,54 persen. Dan lain-lain PAD yang sah di targetkan sebesar 6.576.962.000 terealisasi sebesar 3.082.350.008,53 atau baru 46,87 persen.

Kepala BP2RD kota Ternate A. Yani Abdurahman mengatakan, estimasinya akan melebihi target dari Rp 43 miliar yang dirancang di APBD-Perubahan, namun untuk sektor retribusi mengalami kesulitan.

“Akan kita kaji lagi, insya Allah di 2021 itu kita akan perhitungkan dengan data yang akurat dan akuntabel,” kata Yani, Selasa 6 Oktober 2020.

Realisasi PAD sampai di triwulan III sudah mencapai 71 persen untuk semua jenis penerimaan.

“Kemudian untuk penerimaan dari sektor pajak pada APBD-Perubahan kita hanya estimasi sebesar 2 sampai 6 Rp miliar, itu dia bisa melampaui itu. Jadi kita optimis di akhir tahun anggaran 2020 bisa maksimal meskipun tidak mencapai 100 persen,” jelasnya.

Untuk strategi di sisa waktu yang ada pada sektor retribusi sendiri menurut Yani, hal itu tergantung dari pimpinan SKPD pengelola retribusi berimprovisasi dalam mengelola potensi yang dimiliki.

“Jujur saja kita punya potensi sangat banyak, cuma kita tidak di dukung dengan SDM yang mumpuni dan data yang berkualitas dan action yang cepat,” ungkapnya.

Sedangkan untuk retribusi pasar, Yani sebut hal ini akibat dari pandemi yang berkepanjangan, karena pemerintah sampai saat ini masih memberikan keringanan kepada wajib retribusi.

“Kita memberikan kelonggaran kepada mereka untuk membayar,” tegasnya.

Penulis: Qra
Editor: Firjal

Baca Juga