Pahlawan Nasional

Cerita di Balik Pengusulan Baabullah sebagai Pahlawan Nasional

Hingga pada akhirnya, momentum mengharukan itu dirasakan oleh seluruh masyarakat Maluku Utara, khususnya Kota Ternate, dalam momentum Hari Pahlawan Nasional pada Selasa 10 November 2020 kemarin.

Pengusulan ini berangkat dari kegelisahan anak-anak muda Ternate. Lewat diskusi kecil-kecilan di lingkungan Jole Ma Jiko, Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, ide pengusulan itu terlahir.

Spirit kehadiran KARAMAT diproyeksikan untuk mengembalikan kearifan lokal masyarakat Ternate, yang sudah tergerus zaman. Pemerhati Budaya Orang Ternate yang gagasannya dapat ditemui lewat web blog Serba-Serbi Orang Ternate, Busranto Abdul Latif Doa, berharap kehadiran KARAMAT dapat mengembalikan nilai-nilai ke – Ternate – an.

Seminar Nasional Kajian Historis Perjuangan Baabullah Sebagai Pahlawan Nasional yang digelar di Pendopo Kesultanan Ternate, Kamis 15 Agustus 2019 || Foto: Jif

Pernyataan Dewan Pembina KARAMAT itu menjadi tema ritual Mahodo Safar atau atau Mandi pada bulan Safar, yang dilangsungkan di Jole Ma Jiko, Rabu 23 Oktober 2019. Adalah “Sigodiho Doka Sosira”, yang berarti; “mengembalikan (esensi kebudayaan dan jati diri orang Ternate) seperti semula.

Awal mula KARAMAT dibentuk Pendiri Pusat Study, Mahasiswa Ternate (PUSMAT), Abdul Rahman Salam dan M Ronny Saleh yang punya keinginan besar yang melampaui rasa percaya diri generasi muda Ternate.

“Baabullah harus didorong sebagai Pahlawan Nasional,” demikian yang dia ungkapkan dalam pertemuan bersama beberapa pengurus KARAMAT di Jole Ma Jiko, Dufa-Dufa, suatu sore.

Pernyataan itu kemudian ditanggapi serius oleh M. Ronny Saleh. Presidium Madopolo KARAMAT yang juga sebagai Kapita Alfiris Kesultanan Ternate itu, kemudian melanjutkan roda estafet perjuangan pengusulan gelar kepahlawanan penguasa 72 negeri berpenghuni tersebut. Lewat KARAMAT-lah impian itu dimulai.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6
Penulis:
Editor: Red

Baca Juga