EcoNusa Ajarkan Pertanian ala Modern untuk Petani di Halmahera Selatan

Rumah pemanas juga bisa dibantu dengan biogas, untuk pemanasnya jika cuaca tak menghasilkan sinar matahari yang maksimal.

"Ketika petani sudah mampu memanfaatkan teknologi seperti ini, maka sangat membantu produksi hasil pertaniannya yang harus melalui proses pengeringan. Marena bisa terganggu saat datangnya musim hujan, begitu juga saat malam hari bisa memanfaatkan menggunakan Biogas," jelasnya.

Konsep rumah panas yang dirancang berukuran 4x3 meter, kerangkanya terbuat dari besi, lalu dibungkus menggunakan kertas ultraviolet.

Jika satu kuintal kopra, kemudian dimasukan ke rumah pemanas, berarti ada 45 liter air yang terkandung di dalam kopra, yang harus diuapkan air.

"Diuapkan dengan sinar panas matahari yang terkurung, atau kalau malam hari bisa lewat pipa Blbiogas melalui tungku rumah pemanas," tambahnya.

Terakhir, Zamzaini memberikan pengenalan tanah itu dimulai dari sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia. Sehingga diharapkan ketika peserta kembali ke desa masing-masing, dan mau membuka lahan sudah dapat menganalisa tanah dari ketiga sifat, yang disebutkan tadi.

Setelah tanah, materi berikutnya tentang benih berkualitas. Agar petani tidak tergantung dengan pembelian benih. Selama STS, diupayakan semaksimal mungkin untuk menghindari penggunaan benih hibrida, karena hanya berlaku sekali tanam.

"Kalau hibrida itu memang didesain dan direkayasa oleh perusahaan, benih hanya satu kali tanam. Peserta juga diajarkan tentang unsur hara pertumbuhan tanaman, salah satunya itu pemberian pupuk," akunya.

Sejumlah pupuk organik juga dikenalkan pada peserta diantaranya Nlnitrogen, kalium dan pospor yang dikembangkan berdasarkan potensi lokal.

Karena prinsipnya, ramah lingkungan pupuk ornganik itu berguna memberikan nutria pada tanaman dan memperbaiki struktur tanah.