Sekolah Transformasi Sosial
EcoNusa Ajarkan Pertanian ala Modern untuk Petani di Halmahera Selatan
Bacan, Hpost - Untuk mewujudkan sebuah desa yang memiliki basis produksi, distribusi, dan teknologi tepa. Sejumlah petani di Wilayah Halmahera Selatan (Halsel), berkesempatan menjadi peserta Sekolah Transformasi Sosial (STS), dalam rangka pengembangan sistem pertanian.
Para petani berasal dari enam desa, terdiri dari Desa Gane Dalam, Desa Gane Luar, Desa Samo, Desa Posiposi, Desa Gumira dan Desa Pasir Puti.
Kegiatan yang digagas EcoNusa ini, menghadirkan empat orang pemateri dari Insist diantaranya Ahmad Mahmudi, R Efendy Syarif, Zamzaini dan Tarmo. Mereka yang akan bersama warga, membahas tiga hal penting yakni pembuatan Biogas (Gas Metan), oven untuk pengering hasil pertanian dan budidaya pertanian.
Di hadapan 30 peserta, Ahmamd Mahmudi menuturkan, tujuan STS untuk membangun ketangguhan kampung bagi desa-desa di Halsel, misalnya ketangguhan di bidang pangan.
"Kalau pangan kita tidak bisa mengurus sendiri, pasti diurus orang lain. Kalau pangan kita diurus orang lain, artinya perut kita diurus oleh orang lain” ujar diawal pertemuan si Desa Samo, 8 November 2020.
Selain itu, STS sendiri memiliki tujuan jangka panjang menyangkut kebijakan pembangunan, yang berbasi kampung. Seluruh kebijakan yang ada sekarang ini, hanya berbasis di Jakarta, sebagai Ibu Kota Negara.
Indonesia dalam hal regenerasi bagi nelayan, pertanian mau pun peternakan sudah sangat sulit. Karena itu, harus dibangkitkan kambali terutama bagi kaum muda dengan cara yang benar, yakni memanfaatkan pengetahuan dan teknologi.
Sementara tujuan jangka pendeknya adalah meningkatkan pengetahuan dan membangun sekolah-sekolah kampung yang mempelajari persoalan kehidupan. Sekolah kampung ini tidak seperti halnya perguruan tinggi.
"Di bawah pohon pun itu adalah tempat belajar, rumput yang kering pun itu adalah guru apalagi orang. Prinsipnya semua orang adalah guru dan sekaligus semua orang adalah murid. STS sendiri akan berlangsung selama dua pekan lebih, terhitung 5 hingga 22 November 2020," imbuhnya.
Sambung Muhmudi, setiap peserta dari enam desa harus mengikuti sampai selesai, karena akan diuntut agar mampu mengembangkan di desanya masing-masing. Maka dari itu, harus diikuti secara serius tentang pembuatan biogas, alat pengering dan budi daya pertanian.
Komentar