Pilwako Ternate

Tidak Percaya Hasil Survey, Koordinator Forum Milenial MHB-GAS Sebut Port Akademika Lembaga Siluman

Pasangan calon wali kota Ternate Muhammad Hasan Bay (MHB) dan wakil wali kota Ternate Asghar Saleh (GAS) saat debat publik tahap II di Jakarta || Istimewa

Ternate, Hpost - Sehari setelah LSI Denny JA mengeluarkan hasil survey, Jumat (04/12) lalu. Yang hendak menempatkan Paslon Yamin Tawari dan Abdullah Tahir (Yamin-ADA), sebagai juru kunci dalam Pilkada Kota Ternate tahun ini.

Namun, Lembaga Poros Riset Akademika (Port-Akademika) juga mengeluarkan hasil surveynya, dengan menempatkan Paslon nomor 4 tersebut, unggul tipis atas ketiga kandidat lainnya.

Menanggapi survey Port-Akademika, Koordinator Forum Milenial MHB-GAS Irwan Lukman mengaku, tidak tahu rekam jejak dari lembaga survey tersebut. Keunggulan Paslon Yamin-ADA di survey Port-Akademika, dinilai membingungkan.

Serta menduga survey tersebut, hanya sebagai propaganda jelang hari pemilihan di 9 Desember ini.

"Kami tak mengetahui lembaga Port-Akademika itu, lembaga apa. Tiba-tiba muncul release survey yang menyebut mereka unggul di Pilwako Ternate. Padahal berdasarkan survey, hampir di semua lembaga, Paslon itu selalu berada di posisi terakhir. Artinya ajaib sekali kalau mereka yang unggul," terangnya, Minggu 6 Desember 2020.

Menurutnya, setiap lembaga survey dalam melakukan survey Pilkada, harus terdaftar di KPUD. Ketidakjelasan status itu, dirinya meminta agar Bawaslu Kota Ternate segera memanggil lembaga Port-Akademika, untuk dimintai keterangan.

"Port-Akademika ini tidak terdaftar di KPUD Kota Ternate. Aturannya kan harus terdaftar, baru bisa buat survey. Apalagi mereka sampai nekat, membuka hasil publik via Zoom. Untuk itu kami mendesak Bawaslu, untuk melakukan pemanggilan pada lembaga terkait agar dimintai keterangan. Jangan sampai ini survey diatas kertas kosong," pintanya.

Irwan bilang, ada keanehan dalam konferensi pers terkait pemaparan temuan survey Port-Akademika. Baginya, kalau benar Port-Akademika melakukan survey, mestinya lembaga tersebut berani tampil secara langsung, seperti konpers survei pada umumnya, bukan via Zoom.

"Keabsahan hasil survey port-akademika patut digugat. Kami menduga jangan sampai ini survey gadungan. Diseminasi hasil survey Port-Akademika ini dilakukan via Zoom. Tentunya, ini sangat aneh jika alasannya pandemi. Toh, Kota Ternate tidak masuk kategori zona merah," semprotnya.

Alhasil, rekam jejak lembaga Port-Akademika turut jadi sorotan. Pasalnya dalam mesin pencarian Google, tidak ditemukan website resmi lembaga lembaga survey tersebt.

Ketiadaan website menandakan jika Port-Akademika, merupakan lembaga siluman yang muncul tiba-tiba, tanpa publik mengetahui capaian lembaga selama berkiprah.

"Rekam jejak Port-Akademika sangat tidak jelas. Kalau kita ketik nama lembaga itu di mesin pencarian Google, tidak ada website lembaganya. Yang ada, hanyalah berita soal survey mereka di Pilkada Kota Ternate. Ini mirip lembaga siluman, mungkin ini yang disebut survey orderan oleh kubu Yamin-ADA," pungkasnya.

Penulis: Red
Editor: Red

Baca Juga