Didominasi Perempuan
Kasus HIV/AIDS di Morotai Melonjak selama Pandemi COVID-19
Morotai, Hpost – Jumlah warga di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, yang terjangkit penyakit menular HIV/AIDS terus mengalami pengingkatan.
Pada 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulau Morotai mencatat, terdapat 34 orang yang tertular human immunodeficiency virus tersebut.
Kepala Dinkes Morotai dr. Julys Giscard Kroons melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Syahrir ID Adam, mengungkapkan, pada 2019 hanya ada 19 kasus HIV/AIDS di Morotai.
Jumlah tersebut, kata dia, dibagi per-kecamatan. Seperti Morotai Selatan 7 orang, Morotai Selatan Barat 2 orang, Morotai Timur 2 orang, Morotai Utara 1 orang, Morotai Jaya 3 orang, dan Pulau Rao 4 orang.
Pada 2020 atau ketika dihadapkan dengan pandemi Covid-19, lanjut Syahrir, terjadi penambahan kasus HIV/AIDS di Morotai. “Dari 19 kasus pada 2019 menjadi 34 kasus di 2020,” katanya.
Dari jumlah tersebut, untuk Morotai Selatan ada 10 orang, Morotai Selatan Barat 1 orang, Morotai Timur 8 orang, Morotai Utara 4 orang, Morotai Jaya 9 orang, dan Pulau Rao 2 orang.
Untuk Januari 2021, Syahrir mengaku belum ada. Karena laporan dari masing-masing puskesmas di enam kecamatan belum masuk. Sedangkan pada umumnya, pasien atau orang-orang yang terpapar kasus HIV/AIDS merupakan warga Morotai yang terpapar di luar dari Morotai.
"Kita dapatkan ketika melakukan pelayanan. Kebanyakan pasien-pasien yang terdeteksi di luar Morotai, tapi penduduk Morotai. Contoh mereka berobat di Tobelo atau di Ternate dan terdeteksi mengidap HIV," jelasnya.
Sementara, di Morotai belum terbentuk Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) khusus HIV/AIDS. "Jadi biasanya pasien di Morotai dirujuk ke Tobelo untuk mendapatkan pelayanan yang lebih,” katanya.
Pelayanan di Morotai, Syahrir mengaku sudah ada. Namun untuk pengobatannya masih di Tobelo. “Kita ada RDT (Rapid Diagnostic Test) HIV, terus ada juga lewat pemeriksaan laboratorium," terang Syahrir.
Menurut dia, untuk kasus HIV/AIDS di Morotai yang paling banyak terdampak adalah perempuan. Namun jumlah pastinya belum dirinci. "Ketahuan saat pemeriksaan, kan lewat pemeriksaan sampel darah," katanya.
"Terus bisa terdeteksi orang tersebut teridentifikasi terkena AIDS dan di tahun 2020 terjadi peningkatan. Karena diketahui saat teman-teman kita di lapangan intensif melakukan penjaringan pemeriksaan rutin,” tambahnya.
Terkait penyakit HIV/AIDS ini, kata dia, baik di sekolah, lingkungan masyarakat, tempat-tempat kesehatan dan di posyandu terus disosialisasikan, agar masyarakat dapat teredukasi. "Termasuk bidan-bidan desa juga ikut mensosialisasikan," tambahnya.
Penularan HIV/AIDS, menurut dia, bisa terjadi lewat beberapa cara. Seperti transfusi darah lewat suntikan yang berulang-ulang. Namun yang paling dominan adalah lewat hubungan seksual. "Ganti-ganti pasangan. Jadi kuncinya, kita setia dengan satu pasangan saja," tegasnya.
Syahrir berharap ke depan seluruh masyarakat Morotai bisa menjaga diri dari penyakit HIV/AIDS. “Karena ini pada dasarnya kita menjaga kondisi dan kuatkan iman dan takwa," tandas Syahrir.
Komentar