Lingkungan

Petugas Mogok Kerja karena Belum Digaji, Landmark Ternate Dipenuhi Sampah

Jalur pedestrian di Landmark Kota Ternate, Maluku Utara. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Ternate, Hpost – Kondisi Landmark yang terletak di Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, tampak jorok.

Pantauan Halmaherapost.com, Kamis 11 Maret 2021, sampah plastik nyaris berserakan di setiap sudut. Mulai dari rumput taman, jalur pedestrian, hingga tempat duduk.

Sampah plastik berserakan di rumput taman Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

"Kondisi ini sudah hampir seminggu," ucap Abdullah, salah satu petugas taman di areal Landmark Ternate, kepada Halmaherapost.com.

Abdullah bilang, petugas enggan membersihkan karena kecewa, lantaran gaji mereka tak kunjung dibayar sejak Desember 2020 hingga Maret 2021.

"Torang (kami) pe gaji Rp 1,5 juta perbulan dan diterima setiap tanggal 28 atau akhir bulan," katanya.

Areal Landmark Ternate tampak dipenuhi sampah plastik. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Sedangkan jumlah petugas yang bertugas membersihkan taman sebanyak 6 orang. Dari jumlah itu, mereka dibagi dua shift.

"Tiga orang mulai membersihkan sejak pukul 05.00 WIT hingga 08.00 WIT. Sedangkan shif sore mulai pukul 15.00 WIT hingga 20.00 WIT," jelas Abdullah.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Kota Ternate, Risval Tri Budianto, mengaku pihaknya sudah memasukan permintaan untuk gaji petugas pada Desember 2020 hingga Maret 2021.

Sampah-sampah plastik berserakan di areal Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

“Tapi Desember tertahan. Kemudian masuk Januari atau di masa transisi, terjadi peralihan aplikasi dari SIMDA ke SIPD. Kemudian ke SIMDA. Lalu ke SIMDA dan ke SIPD lagi, akhirnya terjadi dualisme aplikasi,” ujarnya.

Namun sampai sekarang pihak keuangan belum mencairkan, terutama untuk belanja pegawai. “Penyebabnya saya belum tahu. Nanti ditanyakan ke Kaban Keuangan saja. Kalau untuk belanja modal sudah cair,” tuturnya.

Ia mengaku pihaknya sudah berupaya memberikan pemahaman kepada para tenaga kebersihan Landmark tersebut. Sebab fungsinya pelayanan publik.

Sampah plastik tampak berserakan di tempat duduk kawasan Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

“Itu kan ruang publik. Tapi kalau sampai 4 bulan juga kan, setiap orang punya batas kesabaran. Apalagi ada tanggungannya juga, kasihan kan,” ucapnya.

Ia mengakui bahwa para petugas yang melakukan mogok kerja sudah hampir sepekan. “Sudah satu minggu, dan kalau anggarannya cair kan masuk ke rekening mereka masing-masing. Jumlahnya bervariasi. Tergantung job. Ada petugas keamanan, kolam,” pungkasnya.

Sampah plastik berserakan di jalur pedestrian Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Sekadar diketahui, Landmark yang berkedudukan tepat di depan Kantor Wali Kota Ternate itu, dibangun oleh PUPR lalu diresmikan oleh mantan Wali Kota Ternate, Burhan Abdurrahman, pada 2017 silam.

Keberadaan area terbuka di atas lahan seluas 1, 2 hektare dengan menghabiskan anggaran Rp 15 miliar itu, cukup strategis sekaligus menjadi penanda titik nol Kota Ternate.

Di area Landmark dilengkapi tugu setinggi 11 meter yang di ujungnya terdapat bola bumi berbentuk lengkungan.

Sampah plastik di rumput taman Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Tugu tersebut ditopang 4 sudut yang menggambarkan kejayaan 4 kerajaan di Maluku Utara pada masa lalu, yang dikenal dengan sebutan "Moluku Kie Raha."

Selain itu, terdapat fasilitas air mancur yang dibuat seakan menari di atas tepi pantai. Dulunya, lokasi Landmark adalah hamparan pantai.

Kemudian ditimbun untuk membuka space baru. Tujuannya untuk membangun berbagai fasilitas publik dan ruang terbuka untuk warga bersantai.

Sampah di sekitar tong sampah areal Landmark Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Penulis: Red
Editor: Nurkholis Lamaau

Baca Juga