Pendidikan

Sulit Akses Internet, Pelajar di Halmahera Utara Ujian di Pantai

Aktivitas ujian di Desa Supu, Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. || Foto: Istimewa

Loloda, Hpost – Belasan pelajar Madrasah Aliyah (MA) Nurul Yaqin, Desa Supu, Loloda Utara, Halmahera Utara, Maluku Utara, harus menjalani ujian sekolah dalam jaringan (daring) di pesisir pantai.

Mereka terpaksa berburu jaringan internet di pesisir karena kesulitan mengakses jaringan di sekolah.

Informasi yang diterima, para siswa dan guru harus berjalan kaki sepanjang satu kilometer dari sekolah. Mereka ingin berburu jaringan internet yang berasal dari Kabupaten Pulau Morotai.

Namun, mirisnya saat tiba di lokasi, 16 siswa ini pun tak dapat mengakses jaringan internet.

"Bahkan masuk ke link website ujian untuk mencetak kartu peserta saja, tidak bisa diakses sama sekali," ujar Kepala Sekolah MA Nurul Yaqin, Bahadiah R Koroi, saat dihubungi wartawan melalui telepon.

Bahadiah bilang, langkah tersebut diambil para guru atas permintaan kantor Kementerian Agama Halut, bahwa paling tidak, harus ada laporan ke pusat terkait ujian sekolah secara daring.

Sebelumnya, kata dia, pihak sekolah dan Kantor Kementerian Agama telah bersepakat melaksanakan ujian secara manual bagi madrasah-madrasah yang kekurangan fasilitas dalam mengakses jaringan internet.

"Namun pada hari ketujuh atau hari terakhir ujian manual dilaksanakan, tiba-tiba ada pemberitahuan dari kantor bahwa ujian paling tidak harus ada laporan ke pusat untuk ujian online. Jika tidak, maka nama sekolah tidak terdaftar ke pusat," katanya.

Ia mengaku, saat usaha mereka untuk mengakses jaringan di pantai juga tak terpenuhi, ia pun memutuskan mengembalikan para peserta ujian itu ke gedung sekolah dan melanjutkan sisa waktu ujian manual.

"Saat jaringannya tidak bisa digunakan, saya langsung berkoordinasi dengan atasan di kantor Kementerian Agama Halut. Dan jawaban atasan, yang penting sudah mencoba, karena jaringannya tidak mendukung maka diperintahkan kembalikan saja seperti semula. Intinya kami sudah mencoba," ungkapnya.

Ia mengatakan, jika memang sebelumnya ujian daring itu diwajibkan, maka pihaknya akan berupaya mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut.

"Namun karena dalam rakor kemarin, kesepakatanya dikembalikan ke sekolah, makanya saya langsung ambil keputusan untuk ujiannya manual," jelasnya.

Bahadiah menuturkan, Madrasah Aliyah Nurul Yaqin di tahun 2020 lalu sebenarnya pernah mengikuti proses ujian berbasis online. Itu pun dilakukan di Tobelo, ibu kota Kabupaten Halut.

"Jadi saat itu, mau tidak mau para siswa harus dibawa ke Tobelo untuk ikut ujian. Seluruh anggaran selama satu minggu di Tobelo ditangani oleh pihak sekolah," tukasnya.

Ia berharap, Pemda Halut dan Provinsi Malut agar melihat kendala akses jaringan di pelosok-pelosok desa sebagai masalah serius, terutama di Loloda. "Ini demi kemajuan pendidikan kita," jelasnya.

Penulis: RD
Editor: Nurkholis Lamaau

Baca Juga