Wisata Alam
Rasakan Sensasi Ditelan Bumi dengan Caving di TN Aketajawe Lolobata
Maba, Hpost – Provinsi Maluku Utara menawarkan berbagai macam atraksi wisata menarik. Mulai dari pantai sampai ke dalam bumi.
Untuk yang terakhir ini, caving atau beraktivitas di dalam gua di kawasan resort Akejawi, adalah salah satu pilihan wisata yang perlu Anda coba.
Gua yang berada di kawasan Taman Nasional (TN) Aketajawe Lolobata, Desa Akejawi, Kecamatan Wasilei Selatan, Halmahera Timur, ini adalah tempat Anda bisa merasakan sensasi ditelan bumi untuk beberapa jam.
Menurut penjelasan dari International Union of Speleogoly (IUS), gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang berbentuk lorong dan dapat ditelusuri atau dimasuki manusia.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Malut, Dedy Arief menjelaskan, sesuai hasil observasi dan inventarisasi, kawasan karst resort Akejawi Taman Nasional Aketajawe Lolobata, memiliki ragam morvologi endokarst.
“Ada stalaktit, stalakmit, flowstone, pilar, tirai, chamber, sungai bawah tanah, jendela karst, terowongan dan jembatan alam, serta eksokarst yang terdiri dari Polje, menara karst dan uvala yang sangat layak untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus dan bagian dari Geopark Nasional,” jelas Dedy.
Disampingi itu, air tanah dari karst juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih di Desa Akejawi dan sekitarnya. "Jadi bagi Anda penikmat wisata alam, wajib mengunjungi kawasan ini," ungkapnya.
Sementara, Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata, T. Heri Wibowo mengatakan, resort Akejawi adalah kawasan dengan bentangan alam karst terbesar dan memiliki sebaran gua terbanyak di Malut.
“Hampir semua jenis gua bisa ditemukan di kawasan ini,” kata Heri dalam keterangan tertulis yang diterima halmaherapost.com, Senin 5 April 2021.
Ia menjelaskan, kegiatan survei dan inventarisasi gua di kawasan karst resort Akejawi Taman Nasional Aketajawe Lolobata, bertujuan memetakan sebaran gua sekaligus mengidentifikasi jenis-jenis gua di kawasan tersebut.
Heri menambahkan, output dari kegiatan ini bukan hanya sebatas itu, tapi sebagai bahan dan data awal untuk dipertimbangkan menjadikan kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata, sebagai bagian dari Geopark Nasional.
“Mengingat, kawasan resort Akejawi memiliki potensi sebaran karst terbesar serta memiliki sebaran gua terbanyak di Malut,” jelasnya.
Selain tim speleologi dari Taman Nasional Aketajawe Lolobata, kegiatan ini juga melibatkan tim ahli dari IAGI Malut, yang dimotori oleh Dedy Arief sendiri.
Heri bilang, terdapat 51 gua yang telah ditemukan di kawasan tersebut. Bahkan sebagian sudah teridentifikasi dan dipetakan.
“Saya harap ke depan kawasan ini akan menjadi daya tarik wisata, khususnya wisata alam minat khusus, yaitu susur gua (caving) di Malut,” harap Heri.
Untuk menuju kawasan resort Akejawi, aksesnya sangat mudah. Dari Sofifi ke Desa Akejawi bisa ditempuh menggunakan sepeda motor, dengan waktu kurang lebih satu jam stengah.
Bagi wisatawan yang tidak memiliki peralatan caving, tidak perlu khawatir, karena di Taman Nasional Aketajawe Lolobata juga menyediakan peralatan atau perlengkapan khusus caving.
“Tentu lengkap dengan guide profesional, yang siap memandu Anda menyusuri setiap sudut kawasan karst di resort Akejawi,” pungkasnya.
Komentar