1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Tradisi

Besok, Tradisi Malam Ela-ela Dibuat di Masjid Besar Kesultanan Ternate

Oleh ,

Ternate, Hpost"Ela – ela pake jam jam to Suba Jo....". Demikian kalimat yang digaungkan masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara, saat menyambut malam Lailatulkadar.

Kalimat tersebut ini kerap diucapkan anak-anak ketika membawa obor atau pelita. Tradisi ela-ela atau ritual menyambut malam lailatulkadar di Ternate, dilakukan pada 10 hari terakhir puasa atau 27 ramadan.

ILUSTRASI Prosesi pawai obor pada malam ela-ela di Ternate oleh masyarakat adat Kesultanan Ternate || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

Meski sudah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Ternate, namun penyelenggaraan malam Ela - ela di tahun ini tanpa pawai obor atau perlombaan seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Mohdar Din mengatakan, kali ini semua prosesi penyalaan api obor di malam Ela-ela dipusatkan di Masjid Kesultanan Ternate.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Mohdar Din. || Foto: Istimewa

“Sabtu 8 Mei 2021 besok setelah salat magrib,” ucap Mohdar kepada halmaherapost.com, Jumat 7 Mei 2021.

Mohdar pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Ternate, karena belum bisa menyelenggarakan perlombaan tersebut sebagaimana di tahun sebelumnya.

“Saya sebagai Kepala Dinas Kebudayaan bersama Pemerintah Kota Ternate menyampaikan permohonan maaf, kalau Lomba Ela - ela tidak dapat dilaksanakan. Karena kondisi pandemi Covid-19," tuturnya.

Meski tidak melaksanakan lomba, tapi di Masjid Kesultanan Ternate nanti, Mohdar mengaku dirinya bersama Wali Kota Ternate akan menghadiri prosesi tersebut.

ILUSTRASI Prosesi pawai obor pada malam ela-ela di Ternate oleh masyarakat adat Kesultanan Ternate. || Foto: Nurkholis Lamaau/Hpost

“Ini sesuai tema kegiatan, yaitu memeriahkan ritual malam lailatulkadar menuju Ternate Andalan,” jelasnya.

Dalam momentum ini, bagi Mohdar, penyalaan api obor pada malam Ela – ela di halaman depan Masjid Kesultanan Ternate, sebagai wujud kebersamaan dalam melestarikan ritual malam lailatulkadar.

Karena sejak dulu, lanjut dia, tradisi tesebut tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Ternate. Di mana, hampir setiap rumah, lingkungan atau masjid, melaksanakan ritual tersebut.

“Mereka gunakan batang pohon pisang sebagai medianya, kemudian getah pohon Agatis (damar), Poci (Palita), obor yang terbuat dari bulu (bambu) dan diisi minyak tanah,” terang Mohdar.

Menurut dia, itu semua mengandung arti nur atau cahaya. Masyarakat adat memeriahkan malam Ela – ela sebagai suatu penghormatan terhadap malam lailatulkadar.

Baca juga: 

DPRD Ternate Bolehkan Pawai Obor di Malam Ela-ela, Ini Syaratnya

Alasan Pemkot Ternate Larang Pawai Obor di Malam Ela-ela

Malam Ela-ela Dipusatkan di Kedaton Kesultanan Ternate

"Dan tradisi ini tetap dijaga hingga anak cucu mereka. Semoga torang (kami) samua bersama Wali Kota Ternate tetap menjaga budaya, adat se atoran, agar negeri para Sultan ini selalu bercahaya," harapnya.

Senada, Kepala Bidang Adat se Atoran Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Farida A. Syah menambahkan acara ritual ini patut dilestarikan untuk generasi muda.

Sebab, menurut dia, Ela – ela termasuk ritual keagamaan dan budaya orang Ternate yang sudah terpelihara lama.

“Meski ini masih kondisi Covid-19, mari kita tetap terangi negeri Kie se Gam (gunung dan kampung) ini agar tetap terlihat Gam ma Cahaya (kampung bercahaya). Semoga Kota Ternate semakin maju, mandiri dan Andalan bersama Wali Kota kita," tutupnya. (PN)

Berita Lainnya