Parlementaria

Tutup Masa Reses, Sofyan Daud Serap Aspirasi Komunitas Sepeda Motor

Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara melakukan reses bersama komunitas sepeda motor di kawasan wisata Pantai Sulamadaha, Ternate. || Foto: Istimewa

Ternate, Hpost – Menutupi reses masa sidang ke-II Tahun 2021, anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku Utara, Sofyan Daud, menyerap aspirasi komunitas sepeda motor.

Kegiatan reses di Wisata Pantai Kelurahan Sulamahada itu, dihadiri Kepala Kelurahan Sulamadaha, Komunitas Motor RX-King, Komunitas Motor Beat, Komunitas Motor Tiger, dan Komunitas Motor CB.

Dalam kesempatan tersebut, Lurah Sulamadaha, Safra Ismail, mengaku akan melibatkan komunitas sepeda motor untuk bekerjasama di bidang pariwisata. Selain menjaga kebersihan pantai Sulamadaha, juga ikut mempromosikannya.

Baca juga:

Reses Sidang Kedua di Ternate, Sofyan Daud Serap Banyak Aspirasi

Tiga Persoalan Ini Mencuat dalam Reses Sofyan Daud di Halmahera Barat

Sofyan Daud Reses, Warga Mengeluh soal Operasional Kontainer dan CSR Pelindo Ternate

Sementara, alasan Sofyan ingin mendengar aspirasi para komunitas sepeda motor, karena sebuah kota yang berkembang pesat harus memberi ruang yang representatif untuk komunitas-komunitas kreatif.

"Saya pada reses pertama sudah bersama Komunitas Literasi, Komunitas Seni – Budaya, dan para pelaku UMKM,” tuturnya.

Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara melakukan reses bersama komunitas sepeda motor di kawasan wisata Pantai Sulamadaha, Ternate. || Foto: Istimewa

Ketua Komunitas Motor Tiger, Fadli Rusli, mengaku sejauh ini komunitasnya mengeluarkan unek-unek, tapi bingung harus kepada siapa.

"Alhamdulillah, dengan hadirnya Abang Sof (sapaan akrab Sofyan Daud) ini memberikan nilai positif bagi kami untuk tetap eksis,” ucap Fadli.

Hal senada diucapkan Ketua Komunitas Motor CB. "Komunitas motor di Malut ini sangat banyak. Tapi tidak ada yang mementingkan kita. Padahal jika diajak kerjasama, kami siap. Misalnya bakti sosial, donor darah, dan kampanye sampah,” katanya.

Mendengar aspirasi itu, Sofyan bilang, jika komunitas ini dimanfaatkan untuk hal-hal kebaikan, maka tidak butuh berapa besar uang yang harus dikeluarkan.

“Yang kita butuh hanya modal semangat dan saling memberikan ruang kepada mereka. Ke depan ada acara-acara budaya atau festival, komunitas ini wajib dilibatkan. Dan itu sudah saya bikin waktu Festival Hiri pertama,” tutupnya.

Penulis: Red
Editor: Nurkholis Lamaau

Baca Juga