Kelapa Bido
Keren, Kelapa Bido Resmi Menjadi Hak Milik Pulau Morotai
Ternate, Hpost - Kelapa Bido resmi menjadi hak milik warga Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, setelah resmi memperoleh Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI. Itu artinya, kelapa bido tidak bisa diklaim lagi oleh daerah lain.
Kepastian itu merujuk laman resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, kikomunal-indonesia.dgip.go.id yang dilaporkan oleh Anwar Husen.
"Sudah terdaftar. Kalau sudah tercantum di website, berarti KI (kekayaan intelektual) komunalnya sudah tercatat dan sudah mendapatkan pelindungan," ungkap Irfan, Humas Kanwil Kemenkumhan Malut, saat dikonfirmasi Halmaherapost.com, Selasa 13 September 2022.
Sekadar diketahui, awalnya pada tahun 1940-an almarhum Bosu Labaka menemukan sebuh kecambah kelapa yang mengapung dilaut saat sedang memancing ikan. Kecambah kelapa tersebut telah pecah bagian buahnya, tetapi diambil dan dibawah pulang kekampung.
Karena memiliki buah yang besar, kecambah kelapa tersebuat kemudian dibawah ke kampung (desa bibo saat ini) dan ditanam dihalaman rumahnya. Setelah tumbuh dan berkembang ternyata pohon kelapa tersebut sangat cepat berbuah, menghasilkan buah yang banyak dan ukuran buiah yg cuıkup
besar.
Baca juga:
Dituding Lindungi ‘Guru Cabul’, Kadisdikbud Morotai Ceritakan Kronologi yang Sebenarnya
Demo BBM di Morotai Berakhir Ricuh, Belasan Mahasiswa Diamankan, 2 Siswi Pingsan
Turunan kelapa bido yg didataran rendah sampai 100 m dpl, bentuk tanaman tunggal, bentuk mahkota, bulat dan setengah bulat, umur mulai berbunga 2 tahun dan mulai panen 3 tahun, kandungan minyak kopra tinggi, risten terhadap penyakit.
Varietas asal Pulau Morotai, Maluku Utara ini dengan ciri khasnya berbatang pendek, kemudian produksi buah dan nira yang tinggi. Kelapa Bido lambat bertambah tinggi dibanding
kelapa tipe dalam. Mulai berbuah umur 3 tahun, ukuran buah bulat dan besar (2.5 kg/butir).
Varietas ini tumbuh baik di lahan kering iklimbasah dengan tinggi tempat 1500 - 2.500 mm per tahun dengan bulan kering< 6 bulan kering dengan curah
hujan 1000-1200 mm/tahun. Kelapa Bido memiliki potensi hasil kopra lebih dari 4 ton/ha/tahun, dengan berat kopra/butir 320 gr dan kadar minyak 58.34 persen.
Sementara hasil kajian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Balitbangtan) pun mengkonfirmasi apa yang disampaikan Anton. Mulai berbuah di umur 3 tahun, kelapa bido rata-rata berukuran 2.5 kg per butir.
Dalam rentang usia 60 tahun, tinggi batang kelapa bido hanya mencapai 9 meter. Sedangkan untuk jenis kelapa pada umumnya di usia yang sama, tingginya bisa mencapai lebih dari 20 meter.
Selain dapat dikonsumsi, menurut kajian Balitbangtan, kelapa bido memiliki potensi hasil kopra lebih dari 4 ton per hektare selama setahum, dengan berat kopra per butir sebanyak 320 gr dan kadar minyak 58,34 persen.
Melihat potensinya sebagai penggerak agrowisata dan produk pertanian, pengelolaan kelapa bido sejatinya layak mendapatkan
perhatian serius dari Pemkab Pulau Morotai. Apalagi, Pemkab Pulau Morotai pun memang hendak menjadikan pariwisata dan pertanian
sebagai sektor unggulannya.