Opini
AOC: Pemimpin Politik Muda dan Perlawanan Terhadap Oligarki
Penulis: Masril Karim
Peneliti Forum Studi Halmahera (FoShal)
Dia adalah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) yang terpilih pada tahun 2018, mewakili distrik New York dari Partai Demokrat. Usianya baru 29 tahun, AOC adalah seorang perempuan imigran asal Puerto Rico yang lahir di Bronx, New York City. Nama lengkapnya adalah Alexandria Ocasio-Cortez.
Puerto Rico adalah sebuah kepulauan kecil yang sebelumnya merupakan milik Spanyol. Saat ini, jutaan penduduk di pulau tersebut memiliki kewarganegaraan Amerika. Oleh karena itu, kaum imigran menuntut agar pulau tersebut diakui sebagai negara bagian Amerika.
Pada masa Presiden Donald Trump, Trump melarang kaum imigran. Namun, setelah Joe Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan presiden AS dan mengubah kebijakan anti-imigran yang diterapkan oleh Trump, suasana bagi kaum imigran menjadi lebih tenang.
Rencana pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dihentikan oleh Biden, dan imigran dari mayoritas negara Muslim kini diperbolehkan masuk ke AS. Meskipun demikian, masih ada ratusan ribu imigran yang memiliki status perlindungan sementara. Tempat untuk mengubah status tersebut terletak di kongres, terutama di Senat.
Karenanya, munculnya AOC menjadi harapan baru bagi kaum imigran, karena ia mewakili dan memperjuangkan kepentingan mereka.
Sebelum mencalonkan diri sebagai anggota Kongres, AOC bekerja sebagai bartender di salah satu kafe. Selama kuliah di Universitas Boston dengan jurusan ekonomi dan hubungan internasional, AOC banyak terlibat dalam gerakan-gerakan advokasi yang fokus pada isu-isu imigran.
AOC berasal dari organisasi Democratic Socialists of America (DSA) dan mencalonkan diri sebagai anggota Kongres dari Partai Demokrat, dengan fraksi Demokrat Sosialis. Pendahulunya, seperti Bernie Sanders, juga menyebut diri mereka sebagai "sosialis". AOC merasa nyaman dengan sebutan tersebut. Mereka dianggap sebagai kelompok kiri di AS.
Dalam beberapa jajak pendapat, warga Amerika berusia antara 18 dan 29 tahun menunjukkan dukungan yang lebih tinggi terhadap sosialisme dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Bahkan, beberapa survei menunjukkan bahwa kurang dari separuh dari mereka mendukung kapitalisme. Apakah ini akan mempercepat menuju sosialisme? Fareed Zakaria menulis tentang hal ini, "Saya tidak tahu, yang jelas pertarungan antara kapitalisme dan sosialisme tidak sejelas seperti pada abad ke-19 dan ke-20."
Komentar