Pertambangan
Ancaman Ekspansi Pertambangan di Gunung Wato-Wato, Halmahera Timur, Diprotes Warga

Selain itu, di kaki gunung Wato-Wato ini juga terdapat lahan pertanian-perkebunan warga yang ditanami pala, cengkih, dan nanas. Semua itu adalah sumber utama perekonomian warga.
Kini, kata dia, upaya pemerintah dan PT Priven Lestari untuk membuka industri tambang di gunung Wato-Wato berpotensi besar melenyapkan seluruh sumber kehidupan warga tersebut.
“Upaya paksa ini terlihat dari proses pembahasan atau konsultasi publik dokumen AMDAL sejak 2015 hingga 2018 yang tidak mengakomodasi suara penolakan warga,” paparnya.
Baca juga:
Lebih dari 10.000 Warga Morotai Mencari Kerja ke Luar Daerah Demi Gaji yang Menjanjikan
Gendang DOB Patani Gebe Kembali Dibunyikan
5 PSK dan Dua Pasangan Bukan Suami Istri di Halmahera Tengah Terjaring Razia
Ia menjelaskan, rentetan aksi penolakan warga selama ini justru ditanggapi dengan upaya kriminalisasi terhadap warga yang menolak tambang.
“Upaya kriminalisasi itu terlihat dari munculnya surat panggilan dari polisi terhadap sebelas orang warga penolak tambang pada Juli 2023 lalu, dengan tuduhan penganiayaan, pengancaman, dan pengrusakan,” ungkapnya.
Padahal, apa yang dilakukan warga adalah semata-mata mempertahankan ruang hidup terakhirnya, yakni gunung Wato-Wato dari industri tambang.
Komentar