Mamalia Laut
Menguak Penyebab Terdamparnya Dugong di Morotai dalam 3 Tahun Terakhir

Diketahui bahwa Dugong termasuk dalam mamalia dengan gerakan sangat lambat, sehingga sulit baginya untuk kembali ke perairan dalam jika terseret ke wilayah pesisir. Hal ini menjadi lebih sulit ketika terdapat kondisi arus dan gelombang kencang, serta saat air laut surut.
Menurut Iswandi, populasi lamun yang menjadi makanan utama Dugong semakin berkurang. Oleh karena itu, Dugong terpaksa mencari lamun di wilayah pesisir yang lebih dangkal, sehingga lebih rentan terdampar.
Ada banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya lamun, seperti pembangunan tambatan perahu dan reklamasi pesisir.
"Reklamasi dan aktivitas manusia yang merambah wilayah pesisir pantai dapat menjadi faktor pendukung berkurangnya populasi makanan Dugong. Namun, faktor terbesarnya adalah Hidro-oseanografi," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Fahrudin, yang saat ini juga menjabat sebagai Koordinator Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani), mengungkapkan bahwa telah berkoordinasi dengan pihak kawasan konservasi untuk menindaklanjuti kasus ini.
"DLH juga telah berkoordinasi dengan teman-teman di kawasan konservasi untuk menindaklanjuti kasus kematian Dugong yang sering terjadi di Morotai," tambahnya.
Ia berharap bahwa di masa depan, lembaga terkait di Pulau Morotai dapat melakukan riset dan penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan kematian Dugong di Morotai, yang sudah beberapa kali ditemukan di wilayah tersebut.
Komentar