Politik Gagasan

Safari Politik Gagasan ke Morotai, Graal Kritik Kelakuan Kandidat

Dr. Graal memaparkan materi Politik Gagasan di Desa Morodadi, Morotai Selatan, 13 September 2023 || Foto: Tim Graal

Setelah melakukan safari politik selama 11 hari di Halmahera Utara, pada 12 September 2023, Graal Taliawo melanjutkan perjalanannya ke Morotai untuk menyebarkan pendidikan politik kepada masyarakat yang berada di bibir Pasifik.

Beberapa desa strategis menjadi lokasi utama, dimulai dari Ekor Nyoa di Morotai Selatan, melintasi bagian tengah hingga ke desa di Morotai Jaya, Kepala Nyoa.

Bukan hanya kepada warga, melalui diskusi politik gagasan, laki-laki yang akrab disapa Graal ini juga mengkritik keras para kandidat yang kerap melakukan praktik politik transaksional dan politisasi identitas.

“Demokrasi sejak awal adalah pertukaran ide, bukan uang, sembako, atau materi lainnya. Kong ini sejak kapan berubah jadi bagi-bagi uang, bagi-bagi sembako, bagi-bagi tegel? Apalagi mempolitisasi identitas untuk menyingkirkan lawan,” tegas Graal.

Baca juga:


Berbagi Pendidikan Politik ke Warga Halmahera Utara, Graal: Rakyat Cerdas, Demokrasi Berkualitas


Dukungan Dana Penelitian: Aksi Nyata Graal Peduli Pendidikan Maluku Utara


Seorang warga di Desa Sakita antusias bertanya di diskusi Politik Gagasan, 14 September 2023 || Foto: Tim Graal

Para "begundal" atau "parasit perusak demokrasi"

Demikian fenomena ini diakui oleh pernyataan para warga. Salah satunya warga di Desa Sakita, “Kalau tarada doi, dong (kandidat) pakai politik identitas. Kalau ada doi, dong (kandidat) sebar uang/sembako. Dua itu saja, saling baku ganti.” Parahnya, tidak sedikit kandidat yang melakukan keduanya—politik transaksional dan politisasi identitas.

“Ada kasus yang kita so baku tahu ini. Kandidat bagi-bagi tehel ke institusi agama dengan imbalan mendapat suara dari jemaat. Ada ka tarada yang semacam itu di desa ini?” tanya laki-laki kelahiran Wayaua, Bacan ini di banyak desa.

Warga kompak menjawab, “Ada, banyak yang seperti itu.” Ibu Pendeta di Desa Sakita menceritakan pengalamannya, “Ada calon anggota legislatif tingkat kabupaten yang tanya pa saya jumlah Kartu Keluarga (KK) jemaat. Dong mau kasih ini dan itu asal ada suara. Saya geleng-geleng kapala.” Warga di Desa Sopi Majiko menambahkan bahwa tidak sedikit kandidat ketika datang hanya mengumbar janji-janji manis yang bahkan sampai “kemanisan” hingga menimbulkan penyakit bagi kesejahteraan warga.



Artikel ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab mitra halmaherapost.com melalui kerja sama yang telah disepakati bersama. Redaksi halmaherapost.com tidak terlibat dalam proses produksi.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Rilis
Editor: Redaksi

Baca Juga