Agraria

Luncurkan Laporan Kertas Posisi, Ungkap Dampak Buruk Hilirisasi Nikel di Maluku Utara

FOSHAL, Trend Asia dan YLBHI luncurkan laporan Kertas Posisi. Foto: Dok FOSHAL

Namun lanjut dia, data yang kemudian dikemas hiperbolik oleh pemerintah pusat ditunjang oleh nilai ekspor-impor terkait tambang nikel. Sebaliknya, data pemerintah menyebut bahwa angka kemiskinan meningkat drastis.

Ia menyebutkan, pada Maret 2022, BPS Maluku Utara mencatat sebanyak 79,87 ribu penduduk miskin, jumlah tersebut meningkat sebanyak 83,80 ribu orang pada Maret 2023. Keuntungan dari hilirisasi nikel yang telah berjalan selama ini nampaknya hanya dinikmati segelintir orang, dan malah meningkatkan jurang kesenjangan. Sementara suara warga yang melawan kerap dibungkam dengan kriminalisasi.

“Desa Baturaja pernah mengalami banjir bandang besar-besaran. Kami menggalang protes terhadap PT ARA (Alam Raya Abadi) hingga tembus ke Mabes Polri, tapi tidak ada buahnya. Malah kepala Desa Baturaja ditahan di sel selama 8 bulan, dan saya sendiri sudah dua kali disomasi. PT ARA yang wilayah konsesinya kecil pun nampaknya kebal hukum,” jelasnya.

Perusahaan Nikel PT Smart Marsindo di Pulau Gebe, Halmahera Tengah. Foto: Ramlan/halmaherapost.com

Ismunandar, warga Buli, Halmahera Timur juga meminta agar didorong adanya moratorium industri ekstraktif terutama di Maluku Utara. Karena hingga saat ini setiap hari ada saja perusahaan-perusahaan kecil yang melakukan survei dan kaplingan-kaplingan baru di desa termasuk di Buli. Menurutnya, hilirisasi sebenarnya penghalusan dari kaplingan, ketika tanah dikotak-kotakan dan dijual ke investor luar.

“Setelah wacana hilirisasi muncul, kuasa pertambangan zaman dulu dihidupkan kembali, dengan alasan rantai produksi yang lebih dekat. Percepatan perusakan pun jadi ikut lebih cepat. Mereka menyerobot wilayah lumbung pangan, wilayah tambak ikan, bisa (dengan mudah) diubah jadi kawasan tambang. Moratorium sebagai satu solusi. Ini perlu didorong dengan suara yang lebih besar. Karena pengrusakan sekarang ini tidak bisa lagi ditampung oleh halmahera,” katanya.

Ijan Sileleng, warga Patani, Halmahera Tengah, mengatakan, daerah mereka kini sedang digempur oleh ekspansi tambang. Ancaman penderitaan atas kehidupan yang kini dialami warga di wilayah lain dikhawatirkan akan dirasakan warga Patani, Halmahera Tengah.

Selanjutnya 1 2 3 4
Penulis: Ramlan Harun
Editor: Redaksi

Baca Juga