Analisis
Menelusuri Penyebab Keberhasilan Penurunan Stunting di Daerah Terluar Indonesia, Morotai
Morotai - Data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Status Kesehatan Gizi (SKI) tahun 2023 mengungkap keberhasilan signifikan Pulau Morotai dalam mengatasi stunting. Namun keberhasilan tersebut memiliki tantangan yang perlu ditangani secara berkelanjutan agar menjadi contoh bagi daerah lain di Provinsi Maluku Utara.
Berdasarkan SSGI dan SKI 2021-2023, dari berbagai kabupaten/kota di Maluku Utara, menunjukan angka stunting di Pulau Morotai mengalami penurunan yang mencolok, dari 31,2% pada tahun 2022 menjadi hanya 11,7% pada tahun 2023. Capaian tersebut berada di bawah angka rata-rata nasional yakni 14%.
Kabupaten Pulau Morotai, mencatat penurunan terbesar, yakni 19,5%, diikuti Kabupaten Halmahera Timur, menurun sebesar 13,7%, Kabupaten Kepulauan Sula menurun 8,3%, Kabupaten Halmahera Utara 6,2%, Kabupaten Halmahera Barat 6,1%.
Baca juga:
[KELIRU]: Klaim Syamsuddin Banyo, Morotai Bikin Dapur Sehat, Tapi Stunting Naik
Pj Gubernur Maluku Utara Bongkar Fakta di Balik Penunjukan Pj Bupati Morotai
Kampung KB: Inovasi Terbaru yang Mengubah Hidup Ribuan Keluarga di Kepulauan Sula!
Selanjutnya, lima kabupaten dengan angka penurunan stunting terendah, yakni Kabupaten Halmahera Selatan 3,3%, Kabupaten Halmahera Tengah 2,7%, sementara empat kabupaten/kota lainnya justru meningkat yakni Kabupaten Pulau Taliabu, Kota Ternate, Halmahera Barat, dan Kota Tidore sama-sama mengalami fluktuasi angka prevalensi dalam tiga tahun terakhir, sempat menurun di tahun 2022, kemudian kembali meningkat pada tahun 2023.
Sebagian besar kabupaten/kota lain mengalami penurunan, meskipun fluktuasi terjadi di beberapa daerah. Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan, mencatat penurunan pada tahun 2022, angka stunting sedikit meningkat lagi pada tahun 2023.
Komentar