Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana, dr Giscar Kroons, menyatakan, faktor utama yang berkontribusi adalah intervensi sensifif yakni pemberian makanan tambahan yang dilakukan oleh Puskesmas dan didukung anggaran dana desa.
Tabel ini diolah berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan KB, Dinas Perkim Pulau Morotai
Makanan ini diberikan setiap hari selama 90 hari. Selain itu, adanya bantuan dari program Bapak Asuh dan Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS) yang memberikan beras, telur, dan susu juga memastikan balita stunting menerima nutrisi yang cukup setiap hari.
“Kami punya 13 puskemas di 6 kecamatan. Mutu pelayanan terus ditingkatkan terutama dalam hal deteksi dini stunting, pencegahan, dan penganganan,” kata Giscard.
Komentar