Analisis

Menelusuri Penyebab Keberhasilan Penurunan Stunting di Daerah Terluar Indonesia, Morotai

Pertigaan alun-alun kota Daruba, Morotai || Foto: Layank/Hpost

Rencana dan Keberlanjutan Program

Kedepannya, pemerintah daerah Morotai merencanakan untuk melanjutkan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting, memaksimalkan program BAAS (Bapak Asuh Stunting), serta meningkatkan koordinasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan stunting. "Rencana ke depan termasuk melanjutkan pendampingan dan meningkatkan koordinasi lintas sektor," ungkap Umar.

Keberlanjutan program dijamin melalui agenda kebijakan yang ditetapkan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPD 2023-2026), yang mencakup peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, serta pencegahan dan pengendalian penyakit.

"Program penanganan stunting dimasukkan dalam agenda kebijakan jangka panjang untuk memastikan keberlanjutannya," kata Umar.

Sudirman dari Universitas Hein Namotemo, kunci sukses Morotai adalah pengawasan yang efektif dan penggunaan sumber daya yang optimal.

“Pendekatan Morotai bisa menjadi model bagi daerah lain untuk meningkatkan sistem pelacakan data stunting dan memanfaatkan Morotai sebagai contoh keberhasilan.,” katanya:

Sudirman mengatakan bahwa penurunan stunting memiliki dampak signifikan pada kualitas sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi. “Ini juga sangat berhubungan dengan isu kemiskinan di suatu daerah,” katanya.

Oleh karena itu Sudirman menekankan pentingnya penelitian untuk mengidentifikasi penyebab stunting dan solusinya.

“Pentingnya dukungan dana dari pemerintah daerah untuk penelitian yang relevan,” ucapnya.

Andiani juga memberikan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut terkait penanganan stunting di daerah dengan karakteristik berbeda.

“karena karakteristik berbeda maka diperlukan penelitian yang melibatkan multi disiplin ilmu, termasuk aspek ekonomi dan sosial budaya, dalam penelitian tersebut,” tandas Andini.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Baca Juga