Euro 2024
De’Javu Euro: Memori Kejayaan Gli Azzuri yang Dahaga Trofi
Sebagai juara bertahan, Italia memulai Euro 2024 dengan penuh ketegangan, memperlihatkan ketangguhan mental yang semakin kuat setelah insiden gol bunuh diri melawan Spanyol. Meskipun diuntungkan dalam bagan 16 besar, pertemuan dengan Swiss membawa beban emosional tersendiri. Swiss pernah membuat Italia harus melewati jalur playoff di kualifikasi Piala Dunia 2022, di mana Italia akhirnya tersingkir oleh Makedonia Utara.
Turnamen Euro 2024 di Jerman mengingatkan pada Piala Dunia 2006 ketika Italia meraih trofi di Berlin, mengulangi sejarah sukses di kandang lawan. Fenomena ini berlanjut di Euro 2020, ketika mereka menang di kandang Inggris. Italia memang dikenal sebagai tim yang sering meraih prestasi di luar kandang sendiri.
Memori lainnya datang dari Euro 2012, di mana Italia yang saat itu dilatih oleh Antonio Conte, menjadi finalis bersama Spanyol. Kedua tim berada di grup yang sama, namun berhasil melaju hingga partai puncak.
Ramuan Spallletti
Dalam edisi Euro 2024, meski skuad asuhan Luciano Spalletti mendapat cibiran dari tifosi, ia mengambil langkah berani dengan menyingkirkan pemain-pemain senior seperti Manuel Locatelli, Leonardo Spinazzola, Domenico Berardi, Marco Verratti, dan Matteo Pessina dari starting lineup. Spalletti memilih untuk membawa sejumlah pemain muda berbakat seperti Riccardo Calafiori, Nicolò Fagioli, dan Andrea Cambiaso, mempertaruhkan harapan pada regenerasi tim.
Keputusan Spalletti ini mengundang perdebatan, namun bisa jadi menjadi kunci untuk menghidupkan kembali semangat dan performa Italia di turnamen ini. Kombinasi antara pengalaman dan energi muda diharapkan dapat membawa Italia mengulang sukses di Euro 2024, mengokohkan status mereka sebagai salah satu tim elit di sepakbola Eropa.
Kegagalan tampil di dua pergelaran Piala Dunia menjadi motivasi dan ambisi tersendiri bagi Gli Azzurri untuk mengunci gelar di Jerman. Setidaknya Euro bisa menjadi pelipur lara sepakbola Italia.
Dalam pertandingan fase grup, Italia menunjukkan performa yang konsisten meskipun tidak selalu tampil dominan. Pertahanan mereka tetap menjadi kekuatan utama, dengan kombinasi pengalaman dari pemain senior dan ketangguhan dari pemain muda yang lapar akan prestasi. Duet bek tengah Alessandro Bastoni dan Giorgio Calafiori menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus lawan.
Di lini tengah, Spalletti mengandalkan kombinasi pemain muda dan berpengalaman. Nicolò Barella tetap menjadi motor serangan, didukung oleh kreativitas Fratesi yang mampu mengatur tempo permainan. Kehadiran Fagioli memberikan opsi segar dengan visi permainan dan distribusi bola yang impresif.
Di lini depan, Federico Chiesa dan Gianluca Scamacca menjadi andalan dalam mencetak gol. Chiesa, dengan kecepatannya yang luar biasa, seringkali menjadi ancaman utama bagi pertahanan lawan, sementara Scamacca menjadi target man yang andal dalam duel udara dan penyelesaian akhir. Kehadiran pemain muda seperti Andrea Cambiaso juga memberikan variasi dalam serangan, memanfaatkan kecepatan dan kemampuan dribelnya. Italia juga punya super sub Zaccagni yang sukses memulangkan Kroasia.
Italia juga menunjukkan kemampuan adaptasi taktik yang baik. Spalletti tidak ragu mengubah formasi dan pendekatan taktik sesuai kebutuhan pertandingan. Fleksibilitas ini menjadi salah satu kunci sukses mereka, mampu mengeksploitasi kelemahan lawan dengan cepat.
Swiss Tangguh, Itali Adaptif
Melawan Swiss di babak 16 besar menjadi tantangan terberat Italia. Tim flamboyan Swiss bukan lawan mudah, mereka mampu menahan Italia di dua pertandingan resmi kualifikasi Piala Dunia 2022. Swiss memiliki skuad lengkap di semua lini, dengan pemain-pemain yang bermain kompetitif di sejumlah tim raksasa Eropa. Swiss punya Sommer di bawah mistar, bek tangguh Akanji dari Manchester City, Scar dari Tottenham, dan winger eks AC Milan, Ricardo Rodriguez. Skuad Swiss cukup mengenal teknik Italia, dengan tiga pemain Bologna yakni Freuler, Aebischer, dan Ndoye. Mereka juga punya winger super sub Noah Okafor dari Rossoneri. Satu yang akan paling merepotkan adalah striker Monaco, Embolo.
Dalam laga menghadapi Swiss, Italia harus mempersiapkan diri menghadapi permainan yang dinamis dan penuh determinasi. Kekuatan utama Swiss terletak pada soliditas pertahanan dan kemampuan transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Yann Sommer, dengan refleks dan kepemimpinannya, adalah penjaga gawang yang tangguh di bawah mistar. Manuel Akanji memberikan keamanan di lini belakang dengan kekuatan fisik dan kecerdasan taktisnya.
Di lini tengah, Freuler dan Aebischer akan menjadi tantangan bagi Barella dan Fratesi. Kombinasi pengalaman dan keuletan mereka bisa menghambat aliran bola Italia. Sementara itu, sayap Swiss, Ricardo Rodriguez dan Noah Okafor, memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang bisa merepotkan bek sayap Italia.
Serangan Swiss yang dipimpin oleh Breel Embolo dari AS Monaco akan menjadi ancaman serius. Dengan kecepatan, kekuatan fisik, dan kemampuan penyelesaian akhirnya, Embolo dapat menjadi ujian besar bagi Bastoni dan Calafiori. Italia harus memastikan lini belakang mereka tetap solid dan disiplin untuk meminimalisir peluang Swiss.
Luciano Spalletti kemungkinan akan mengandalkan pengalaman Andrea Bastoni di lini belakang sebagai penyeimbang bagi para pemain muda. Bastoni dengan pengalamannya bisa menjadi komando yang memperkuat mentalitas tim saat menghadapi tekanan dari Swiss.
Di lini tengah, peran kreatif Fratesi dan kemampuan Barella dalam mengatur tempo permainan akan menjadi kunci untuk menguasai pertandingan. Fagioli, dengan visinya, diharapkan bisa memecah pertahanan Swiss dengan umpan-umpan terukur.
Untuk lini depan, Spalletti mungkin akan memanfaatkan kecepatan dan ketajaman Chiesa untuk menembus pertahanan Swiss. Scamacca akan tetap menjadi target man yang siap memanfaatkan setiap peluang di kotak penalti. Pergerakan dinamis dari Andrea Cambiaso juga bisa menjadi senjata tambahan dalam menciptakan peluang.
Kunci sukses Italia melawan Swiss adalah disiplin defensif, penguasaan bola di lini tengah, dan efektivitas serangan. Adaptasi taktik Spalletti akan diuji dalam pertandingan ini. Kemampuan Italia untuk merespons strategi Swiss dan mengatasi tekanan mental dari pertemuan bersejarah mereka akan sangat menentukan.
Jika Italia mampu mengatasi Swiss, perjalanan mereka di Euro 2024 bisa berlanjut dengan momentum positif. Pengalaman bertanding di laga-laga krusial dan kemampuan Spalletti dalam meramu strategi yang fleksibel akan menjadi penentu utama apakah Gli Azzurri bisa kembali meraih kejayaan di ajang bergengsi ini. Turnamen ini bukan hanya soal mengangkat trofi, tapi juga membuktikan bahwa Italia tetap menjadi kekuatan utama di sepakbola Eropa, mengingat kembali kejayaan masa lalu dan menatap masa depan dengan optimisme.
Komentar