Pangan

Ancaman Darurat Pangan Intai Maluku Utara, Antisipasi Dioptimalkan

Dua warga desa Samo sedang "Bahalo" (memukul) sagu || Foto: Awi/Hpost

Ancaman darurat pangan semakin nyata di Maluku Utara. Untuk menanggapi situasi ini, Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara menggelar Rapat Koordinasi Antisipasi Darurat Pangan Tahun 2024 di Sofifi, yang dihadiri oleh perwakilan dari 10 kabupaten/kota di wilayah tersebut.

Penyebab Ancaman Darurat Pangan

Penjabat Gubernur Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir, menyoroti beberapa faktor utama yang menyebabkan ancaman darurat pangan ini. Salah satu penyebab utamanya adalah kekeringan yang diperkirakan akan melanda beberapa daerah, sesuai dengan Surat Edaran Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tanggal 24 Mei 2024.

"Langkah-langkah persiapan perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya, terutama di sektor pertanian," tegasnya.

Selain kekeringan, penurunan produksi padi nasional tahun 2024 juga menjadi penyebab utama ancaman ini. Asep Maulana Yusuf dari Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan Nasional Maluku Utara mengungkapkan bahwa penurunan produksi ini disebabkan oleh berkurangnya luas lahan sawah yang dialihfungsikan menjadi bangunan pabrik. El Nino yang memperburuk kondisi kekeringan juga turut memperparah situasi.

Rapat koordinasi antisipasi darurat pangan 2024. Foto: Arsip/Humas Pemprov Malut

Baca juga:


Dilan Milea: Solusi Baru Aisah Ahmad Laporkan Kerusakan Jalan di Ternate


Menunggu Rekomendasi Golkar, Arifin Djafar Siap Maju Sebagai Wali Kota Ternate


TPP ASN Morotai Tertunda: Pj Bupati Menunggu Transfer DBH


Upaya Antisipasi

Untuk mengatasi ancaman ini, berbagai upaya antisipasi telah direncanakan dan diimplementasikan. Samsuddin Abdul Kadir menekankan pentingnya peran pemerintah dalam adaptasi terhadap perubahan iklim, termasuk pengembangan teknologi pertanian yang lebih produktif dan penyediaan infrastruktur pendukung. Program-program seperti pengembangan komunikasi, kelembagaan petani, dan inovasi teknologi adaptif menjadi kunci dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

"Dukungan untuk ekspansi pertanian melalui pemanfaatan lahan dan penyediaan air perlu ditingkatkan dengan strategi perlindungan lahan pertanian berkelanjutan," jelasnya. Selain itu, pemerintah juga terus mendukung peningkatan kapasitas petani, memperkenalkan varietas padi baru, dan mempromosikan benih unggul lokal.

Asep Maulana Yusuf menekankan pentingnya upaya kolaboratif untuk mengatasi penurunan produksi padi. "Kami perlu berfokus pada peningkatan luas tanam melalui inovasi seperti pompanisasi, terutama dalam menghadapi fenomena El Nino yang memperburuk kondisi kekeringan," tambahnya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa adaptasi terhadap perubahan iklim memerlukan investasi yang signifikan, termasuk pengembangan teknologi pertanian adaptif dan penyediaan infrastruktur yang memadai.

Kerjasama dan Koordinasi

Brigjen TNI Elkines Villando Dewangga, Danrem 152/Baabullah, menekankan pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam menghadapi ancaman ini. Ia menyatakan bahwa kerjasama ketahanan pangan antara Korem 152/Baabullah dan Pemprov Maluku Utara telah berlangsung sejak 2015 dan terus berlanjut.

"Ketersediaan pangan adalah hal yang sangat krusial dan menjadi kewajiban pemerintah untuk menjaminnya," ujarnya.

Elkines menekankan pentingnya koordinasi dalam memperluas area tanam, pompanisasi, dan penanaman padi gogo sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan.

Samsuddin Abdul Kadir menutup rapat dengan menekankan bahwa semua pihak harus bekerja sama untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. "Peran serta pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Maluku Utara," tutupnya.

Rapat Koordinasi Antisipasi Darurat Pangan 2024 ini diharapkan dapat menghasilkan strategi dan tindakan konkret yang akan membantu Maluku Utara mengatasi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

Penulis: Firjal Usdek
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga