Inovasi
Cat Kapal Ramah Lingkungan dari Lamun: Temuan Mahasiswa UNIPAS Morotai yang Menghebohkan
Tiga mahasiswa Universitas Pasifik (UNIPAS) Morotai telah berhasil mengembangkan cat kapal ramah lingkungan berbahan dasar lamun, yang dikenal sebagai gusungi dalam bahasa daerah setempat.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi antifouling alami yang efektif dan berkelanjutan.
Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta ini adalah Safira Hari Yanti Mahamude (Ketua Tim), Faujia Ulfa Padoma dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, dan Rifanli Sumahi dari Program Studi Ilmu Kelautan.
Di bawah bimbingan dosen Rinto M. Nur, tim ini mengidentifikasi senyawa bioaktif dari lamun untuk digunakan sebagai bahan dasar cat antifouling.
Safira menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan memanfaatkan potensi lamun yang melimpah di perairan Morotai, namun belum dimanfaatkan secara optimal.
“Lamun ini sebelumnya telah diuji secara mikro sebagai antifouling dengan sampel dari Juanga. Kali ini, kami mengumpulkan sampel dari beberapa desa dan mengujinya langsung pada balok kayu yang direndam di laut. Hasilnya menunjukkan bahwa lamun dari Tanjung Saleh memiliki daya antifouling yang sangat baik,” ujar mahasiswa semester VI ini.
Proses penelitian mencakup pengambilan sampel lamun, preparasi, dan pembuatan simplisia melalui metode penggilingan. Selanjutnya, dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan metanol selama dua hari. Filtrat yang diperoleh kemudian disaring dan diuapkan untuk mendapatkan ekstrak, yang selanjutnya diidentifikasi senyawa bioaktifnya secara kualitatif. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan dasar cat antifouling ramah lingkungan.
Rinto M. Nur menambahkan, meski hasil riset ini menjanjikan, pengembangan lebih lanjut masih diperlukan.
“Hasil penelitian mahasiswa ini menunjukkan potensi besar, namun masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Tahun ini, kami juga mendapatkan pendanaan penelitian dari KEMDIKBUDRISTEK untuk memetakan dan memanfaatkan lamun sebagai antifouling. Kami akan menguji kemampuan berbagai jenis lamun di Morotai dan membandingkannya dengan hasil penelitian tim mahasiswa. Kami berharap dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam penyediaan fasilitas uji, agar penelitian ini dapat terus berlanjut,” jelas Rinto.
Dengan penelitian ini, diharapkan Morotai dapat menjadi pionir dalam pemanfaatan lamun sebagai bahan alami untuk industri cat antifouling yang ramah lingkungan.
Komentar