Lingkungan
Industri Ekstraktif: Ancaman Terbesar bagi Pesisir Indonesia, Jaring Nusa Serukan Resolusi Hebat
Direktur WALHI Maluku Utara, Faizal Ratuela, menilai bahwa satu dekade kebijakan pembangunan nasional gagal memberikan keadilan bagi masyarakat kepulauan, terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Menurutnya, arah pembangunan yang diklaim sebagai solusi untuk mengurangi kemiskinan justru menguntungkan segelintir orang (oligarki), sementara masyarakat di wilayah timur Indonesia mengalami kemiskinan dan harus menanggung beban bencana ekologi.
Faizal menambahkan bahwa kawasan Indonesia Timur, yang sebagian besar merupakan wilayah kepulauan, terletak pada jalur Ring of Fire dan jalur gempa. Wilayah timur, termasuk kepulauan Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik—Lempeng Eurasia, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng Pasifik—yang membuatnya sangat rentan terhadap bencana.
"Pemberian ruang kepada industri ekstraktif di Kawasan Timur Indonesia, khususnya di wilayah pesisir dan pulau kecil melalui skema proyek strategis nasional, justru akan meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap bencana ekologis," ujar Faizal.
Oleh karena itu, WALHI Maluku Utara secara tegas meminta pemerintah untuk meninjau kembali seluruh investasi industri ekstraktif di pesisir laut dan pulau kecil, khususnya di Kawasan Timur Indonesia, serta menghentikan penerbitan izin baru untuk industri ekstraktif.
Komentar