Pilkada 2024

Diskusi Kohati: Perempuan Gen Z Ternate Rentan Terpapar Hoaks dan Politik Uang

Diskusi Perempuan Gen Z dan Pilkada 2024, di K6 , Selasa 12 November 2024, || Foto: Boy

Kohati Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate bekerja sama dengan KPU Kota Ternate menggelar diskusi dengan tema Perempuan Gen Z dan Pilkada Serentak Kota Ternate di Kedai Ke6, Kelurahan Tanah Tinggi, Selasa 12 November 2024.

Acara ini dihadiri oleh tiga narasumber kunci: Komisaris KPU Ternate, Revelyno M. Hitiyahubessy, Akademisi Hukum Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Sri Indriyani, dan Founder Halmaherapost, Firjal Usdek, serta melibatkan perwakilan Kohati dari seluruh komisariat di Ternate.

Komisaris KPU Ternate, Revelyno M. Hitiyahubessy, menjelaskan bahwa berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Ternate, jumlah pemilih perempuan lebih besar, yaitu 71.458 orang, dibandingkan dengan pemilih laki-laki yang berjumlah 69.868. “Perempuan sangat menentukan dalam pemilu ini. Oleh karena itu, perempuan harus berperan lebih aktif dalam pemilu, baik sebagai pemilih, penyelenggara, maupun pengawas praktik politik uang,” jelasnya.

Dalam perspektif hukum, Sri Indriyani, Akademisi Hukum Unkhair Ternate, menekankan bahwa perempuan Gen Z memiliki peran vital dalam mewujudkan pemilu yang adil dan setara. “Prinsip keadilan adalah hak yang tidak dapat diganggu gugat. Gen Z, khususnya perempuan, memiliki pengaruh besar dalam menciptakan demokrasi yang lebih baik. Oleh karena itu, mereka harus menjadi pemilih yang cerdas, dengan menilai rekam jejak, visi-misi, dan pencapaian calon pemimpin,” tegas Sri. Ia juga mengungkapkan bahwa populasi Gen Z di Indonesia mencapai sekitar 46 juta orang, yang menjadikan mereka kekuatan politik yang tidak bisa diabaikan.

Sementara itu, Firjal Usdek, Founder Halmaherapost, mengungkapkan bahwa Gen Z di Kota Ternate rentan terpapar hoaks dan politik uang. Berdasarkan riset Litbang Halmaherapost, banyak Gen Z yang menganggap politik uang sebagai hal yang wajar, bahkan ada yang terlibat dalam penyebaran hoaks terkait pemilu.

"Berdasarkan survey Litbang Halmaherpost, terdapat 30 persen dari 20,2 persen Pemilih Perempuan Gen Z di Ternate paling rentan politik uang. Angka ini lebih besar dari perempuan Gen X dan Baby boomers yang di bawah 25 persen. Di samping itu, perempuan Gen Z yang katanya "Digital Native" juga sangat rentan menyebar hoaks di tengah polarisasi politik yang masifnya di platform digital. Penyebabnya mininnya litarasi digital," ujar Firjal.

Ia menambahkan bahwa media sosial semakin digunakan oleh calon pemimpin untuk memainkan emosi publik, sehingga Gen Z perlu memiliki literasi politik yang baik untuk melawan informasi yang salah dan mencegah terjadinya polarisasi.

Firjal juga mengingatkan bahwa Gen Z dan milenial harus berperan aktif dalam menciptakan literasi politik yang sehat. “Jika perempuan Gen Z tidak kritis dan tidak memiliki edukasi serta literasi yang baik, mereka bisa dengan mudah terperangkap dalam manipulasi informasi. Untuk itu, mereka harus menjadi pemilih yang cerdas dan kritis agar bisa menghindari politik uang dan hoaks,” pungkasnya.

Ketua Umum Kohati HMI Cabang Ternate, Aisun Salim, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi perempuan, khususnya Gen Z, agar terhindar dari politik uang dan mendorong mereka untuk memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan kapabilitas, bukan hanya dari janji-janji semata.

“Harapannya, perempuan dapat menentukan pilihan pada pemimpin yang memperjuangkan hak-hak perempuan secara umum,” tandasnya.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga