Cek Fakta
[KELIRU]: Kecurangan Terstruktur dengan Mencoblos Salah Satu Calon Gubernur Maluku Utara
BERITA
Beredar informasi mengenai pencoblosan di luar ketentuan atau kecurangan terstruktur terhadap salah satu calon Gubernur Maluku Utara yang dilakukan oleh warga dan disaksikan oleh penyelenggara.
Informasi tersebut beredar luas di media sosial, TikTok, termasuk salah satunya di Facebook. Seperti yang diunggah oleh pemilik akun Azzahra Jufri pada Kamis malam, 28 November 2024. Dalam video tersebut, terlihat dua orang ibu, yang satu mengenakan kaos kuning dan satunya lagi kaos biru dongker, berada dalam rumah dan sedang melakukan pencoblosan di surat suara secara bergantian. Keduanya terlihat mencoblos pasangan calon nomor urut 4, Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe. Bahkan, mereka juga terlihat tertawa bersama-sama.
Azzahra Jufri dalam postingan tersebut menuliskan keterangan:
"Terstruktur dan Masif... Praktek-praktek kecurangan yang mencederai Demokrasi di Maluku Utara... Ini memalukan..."
HASIL CEK FAKTA
Untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar tersebut, tim cek fakta Halmaherapost.com melakukan penelusuran, salah satunya dengan melakukan konfirmasi ke Bawaslu Halmahera Utara.
Di dalam video itu terlihat sejumlah warga, bahkan ada petugas dengan atribut Bawaslu yang menyaksikan langsung proses tersebut. Surat suara yang digunakan juga tidak lebih, karena masing-masing 2 surat suara seperti pemilih pada umumnya.
Kordiv Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Halmahera Utara, Rusni Ibrahim menjelaskan bahwa pencoblosan yang dilakukan dalam video tersebut terjadi di Desa Balisosang, Kecamatan Malifut, Halmahera Utara.
"Video itu menunjukkan pencoblosan khusus untuk orang sakit. Informasi dari PTPS (Pengawas Tempat Pemungutan Suara) Balisosang menyebutkan bahwa yang sakit itu ada 2 orang. Satu di antaranya mengalami stroke dan mengenakan baju kuning, sedangkan yang lainnya dengan baju biru dongker mengalami gangguan jiwa," jelas Rusni.
Rusni melanjutkan bahwa dalam video tersebut terlihat warga dan petugas ikut tertawa karena merasa lucu.
"Mereka tertawa karena yang mengalami gangguan jiwa berusaha mencoblos di luar kotak suara. Makanya, diarahkan untuk mencoblos di dalam kotak. Karena lucu, mereka tertawa," katanya.
Rusni menambahkan, dalam proses tersebut juga dihadiri petugas dari PTPS, KPPS sebanyak 5 orang, sekretariat PPS 1 orang, dan PPS 1 orang. Selain itu, ada juga 4 orang saksi pasangan calon, salah satunya saksi dari pasangan calon Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid Ichsan yang turut hadir.
Senada dengan penjelasan Rusni, Ketua Bawaslu Halmahera Utara, Ahmad Idris juga menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan kroscek di lapangan dan hal tersebut tidak ada masalah.
"Jadi, tidak ada masalah. Yang bikin masalah itu yang posting di TikTok dan Facebook. Petugas kita juga ada di lapangan, dan tidak ada sesuatu yang jahat atau direncanakan," tegasnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, informasi yang beredar masif di media sosial tersebut tidak benar jika ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan secara terstruktur dalam proses pencoblosan di Pilkada 2024. Oleh karena itu, informasi yang beredar itu keliru.
Untuk itu, warganet maupun publik pada umumnya diharapkan dapat memastikan setiap informasi dengan benar sebelum disebarkan lebih luas, karena hal tersebut dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Komentar