Sosok
Opo, Milenial di Panggung Politik Konvensional Maluku Utara
Nama Faisal Anwar, atau yang lebih dikenal sebagai Opo, kian menjadi ikon generasi muda di Maluku Utara. Bukan sekadar aktivis politik, Opo adalah simbol dedikasi dan loyalitas kepada keluarga Benny Laos. Hubungannya dengan mendiang Benny Laos dan Sherly Tjoanda bukan hanya profesional, tetapi juga personal. Ia menyapa mereka dengan penuh kasih sebagai "Papi" dan "Mami," menandakan ikatan emosional yang mendalam.
Komitmen Opo kepada keluarga Laos tak tergoyahkan meski menghadapi kritik, hinaan, bahkan ancaman. Ia berdiri teguh sebagai pelindung dan pendukung setia perjuangan politik keluarga ini, menolak tunduk pada sekat etnis dan primordialisme. Opo memilih jalan yang berpijak pada visi besar untuk masa depan Maluku Utara, membuktikan keberaniannya di tengah arus politik identitas yang memecah belah.
"Saya dibesarkan di ruang aktivis dan politik oleh senior-senior yang hebat. Dan saya membutktikan bahwa mereka berhasil mendidik saya, dan tumbuh secara egaliter di ruang politik," kata Opo, Jumat 29 Noevember 2024.
Mewarisi Semangat Benny Laos
Opo bukan sekadar pendukung biasa. Bersama mendiang Benny Laos, ia telah diajak melangkah ke panggung internasional, mengunjungi berbagai negara di Asia dan Eropa. Dalam kurun waktu tiga tahun bersama mendiang dan keluarga Laos, anak daerah ini berubah menjadi sosok penting dalam strategi politik Benny Laos. Transformasi ini membuktikan betapa besar kepercayaan dan peran yang diberikan keluarga Laos kepada Opo, menjadikannya lebih dari sekadar pendamping, tetapi juga penggerak.
"Saya tak menyangka dipercayakan menjadi jubir. Dan mengurusi hal-hal krusial dalam proses politik Almarhum, Papi. Saya tidak ingin mengecewakan kepercayaan mereka. Saya ingat pesan mama (ibu) dan senior-senior saya, bahwa kepercayaan tak ternilai harganya," kata Opo.
Mendiang Benny Laos meninggalkan jejak nyata dalam pembangunan Pulau Morotai. Kini, Sherly Tjoanda melanjutkan visi besar tersebut, dan Opo melihatnya sebagai sosok yang meneruskan dedikasi suaminya. Keyakinan inilah yang membuat Opo berdiri sebagai tameng dan suara perjuangan Sherly, menghadapi segala risiko tanpa gentar.
"Papi meninggal. Dan, Mami (Sherly), salah satu sumber kekuatan bapak yang wajib saya jaga, saya dukung, dan saya kawal perjuangannya. Ini tentang visi besar Papi membangun Maluku Utara," kata Opo.
Opo tak hanya bersuara di panggung politik, tetapi juga melalui tulisan-tulisannya yang bermakna. Dalam konteks Maluku Utara, di mana literasi politik di kalangan anak muda masih minim, Opo muncul sebagai sosok yang berbeda. Ia bukan hanya politisi, tetapi juga penulis yang menyuarakan ide-idenya dalam media cetak, menjembatani gagasan dan realitas politik.
Sebagaimana dikatakan Ignas Kleden, penulis otentik hidup untuk dan dari gagasan. Opo mencerminkan hal ini, menghubungkan dunia politiknya dengan pemikiran-pemikiran segar, menciptakan pola tindakan sosial yang mencerminkan habitus-nya.
Bagi Opo, politik adalah arena gagasan, tempat ia berpikir, berbicara, dan bertindak. Kepercayaan yang diberikan Benny Laos sebagai juru bicara menjadi energi abadi baginya. Dalam dinamika politik yang sarat identitas, ia membela nama baik Benny dan Sherly dengan sepenuh hati.
Sebagai penggerak utama perjuangan Sherly Sarbin, Opo memikul tanggung jawab besar. Ia percaya bahwa visi besar keluarga Laos untuk Maluku Utara adalah mimpi yang layak diperjuangkan. Perjalanan politik Sherly Tjoanda adalah panggung tempat Opo menempatkan seluruh energinya, berharap semua upaya ini akan berbuah kemenangan.
Fenomena Milenial Politik Maluku Utara
Opo adalah fenomena politik muda yang meretas batas konvensional. Ia menjembatani semangat aktivisme dengan kecerdasan literasi, membawa perubahan, gagasan besar, dan komitmen abadi untuk keluarga Benny Laos serta masa depan Maluku Utara. Dari anak daerah hingga sosok penting di panggung politik, perjalanan Opo menjadi inspirasi bagi generasi muda Maluku Utara untuk bermimpi besar dan melangkah lebih jauh.
"Jadi kemenangan Mami hari ini adalah kemenangan pikiran, gagasan, dan bukti dari kepercayaan 50 persen lebih warga Maluku Utara," tandasnya.
Komentar