Pendidikan

Mahasiswa Unkhair Bahas Kasus Kekerasan Seksual dalam Peringatan Hari HAM

Dialog Publik BEM Fakultas Ilmu Budaya Unkhair Ternate peringati hari HAM. Foto: Fadli Usman

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, menggelar dialog publik untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) pada Selasa, 10 Desember 2024.

Acara ini mengangkat isu-isu penting seputar hak asasi manusia, termasuk kekerasan seksual, dan peran mahasiswa dalam menanggulangi pelanggaran HAM di lingkungan kampus dan masyarakat.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Dr. Safrudin Amin, Dosen Antropologi Sosial; Ikram Salim, Ketua AJI Kota Ternate; M. Fatahuddin Hadi, Presiden Mahasiswa Unkhair; dan Isbulla J. Bangsa sebagai moderator. Dalam acara ini, dibahas tiga topik penting, yaitu: ‘HAM dalam Perspektif Antropologi dan Kebebasan Hidup Masyarakat Adat’, ‘Peran Mahasiswa dalam Menangani Kasus Pelanggaran HAM’, dan ‘Peran Jurnalistik dalam Mengawal Kasus Pelanggaran HAM’.

Dr. Safrudin Amin menyampaikan bahwa pelanggaran HAM, khususnya kekerasan seksual, merupakan tindakan yang jauh lebih buruk daripada pembunuhan. Ia menekankan bahwa mahasiswa perlu memiliki ketegasan dalam menyikapi masalah ini, baik secara kebijakan kampus maupun secara sosial.

"Saya secara subjektif merasa kekerasan seksual jauh lebih buruk daripada pembunuhan. Oleh karena itu, mahasiswa harus menunjukkan kepedulian lebih terhadap masalah ini. Karena ini berhubungan dengan kehidupan manusia, masa depan, dan trauma yang ditimbulkan. Jika ada yang melakukan hal seperti itu, baik dosen maupun mahasiswa, harus dikeluarkan dari kampus dan diproses secara pidana," tegas Safrudin.

Dosen Antropologi tersebut juga menyarankan agar setiap gerakan yang dilakukan untuk menangani kasus kekerasan seksual melibatkan kerja sama antar organisasi kemahasiswaan di kampus. Ia mendorong agar setiap tindakan didokumentasikan dengan baik, sebagai catatan sejarah yang dapat digunakan untuk merefleksikan kembali gerakan tersebut di masa depan.

"Saya sarankan kepada BEM, harus ada kerja sama yang solid antar organisasi kemahasiswaan untuk memperkuat sikap tegas soal kekerasan seksual. Setiap gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa harus direkam dan dibuat laporan perjalanan, karena itu bisa menjadi catatan sejarah yang bermanfaat untuk merefleksikan dan mengintrospeksi diri," tambahnya.

M. Fatahuddin Hadi, Presiden Mahasiswa Unkhair, dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera merumuskan kebijakan dan tindakan tegas jika terjadi kekerasan seksual di lingkungan kampus, bahkan di masyarakat Ternate dan Maluku Utara, bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

“Kami dari BEM Fakultas Ilmu Budaya juga akan bekerja sama dengan Kemenkumham untuk menangani masalah kekerasan seksual di kampus, Ternate, dan Maluku Utara. Kami ingin memastikan bahwa masalah ini mendapat perhatian serius dan penanganan yang tepat,” ujarnya.

Ikram Salim, Ketua AJI Kota Ternate, menambahkan bahwa pihaknya juga turut aktif dalam mengadvokasi dan menelusuri berbagai kasus kekerasan yang dilaporkan oleh mahasiswa. AJI telah lama membahas isu gender, termasuk penanganan kekerasan seksual, yang tidak hanya melibatkan jurnalis perempuan, tetapi juga perempuan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

"Kami di AJI juga fokus pada isu gender, termasuk penanganan kekerasan seksual, baik terhadap jurnalis perempuan maupun mahasiswa perempuan. Beberapa waktu lalu, kami mendengar ada dugaan kasus kekerasan mahasiswa di kampus, dan kami langsung mengadvokasi. Kami akan terus mengawal dan menelusuri kasus-kasus serupa yang terjadi di lingkungan kampus,” jelas Ikram.

Penulis: Fadli Usman
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga