Transportasi
Pendapatan Sopir Angkot Anjlok! Begini Dampak Munculnya Grab dan Gojek di Ternate

Kehadiran angkutan online seperti Grab, Gojek, dan Maxim mulai memberikan dampak negatif terhadap pendapatan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Ternate.
Ketua Ikatan Solidaritas Sopir Angkutan Penumpang Kota Ternate (ISAP), Muhammad Eli menjelaskan bahwa kehadiran angkutan online tidak mengacu pada ketentuan yang berlaku, sehingga menyebabkan ketimpangan di sektor transportasi kota Ternate.
Eli, yang telah berprofesi sebagai sopir angkutan umum di Kota Ternate selama 10 tahun itu mengatakan bahwa kondisi transportasi di kota tersebut semakin tidak seimbang.
"Saat ini, kesenjangan transportasi di Kota Ternate sangat parah. Hal ini tentunya berdampak besar pada pendapatan kami sebagai sopir angkot," ungkapnya.
Selama ini, angkot menjadi salah satu penyumbang bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Ternate. Namun, setelah munculnya angkutan online, pendapatan sopir angkot mengalami penurunan yang signifikan.
Eli memaparkan, sebelum kehadiran Grab, pendapatan mereka bisa mencapai lebih dari empat ratus ribu rupiah (Rp400.000) per hari. Namun, kini pendapatan mereka hanya sekitar tiga ratus ribu rupiah (Rp300.000) sehari. Dari jumlah tersebut, mereka masih harus membayar sekitar seratus dua puluh ribu rupiah (Rp120.000) kepada majikan dan mengeluarkan biaya untuk membeli bensin sebanyak 15 hingga 20 liter per hari.
"Akibatnya, total pendapatan yang kami bawa pulang hanya sekitar delapan puluh ribu rupiah (Rp80.000) per hari," jelasnya.
Selain itu, Eli mengungkapkan bahwa ia pernah mempertanyakan kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate mengenai izin angkutan online. Menurut Kepala Dinas, angkutan online tidak memiliki izin karena mereka merupakan perusahaan angkutan dan bukan sopir pribadi.
Eli berharap pemerintah Kota Ternate dan DPRD dapat segera melakukan penataan terhadap sektor transportasi, agar angkutan online tidak merugikan sopir angkot yang sudah lama beroperasi di kota tersebut.
"Jika ini terus berlanjut, anak-anak kami juga tidak bisa bersekolah. Belum lagi dengan kenaikan harga sandang, pangan, dan biaya perawatan mobil, kami berharap ada perhatian khusus dari pemerintah," harapnya.
Komentar