Agenda
Talkshow dengan Eks Napiter Ternate: Cegah Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), menggelar talkshow bertajuk "Perspektif Eks Napiter (mantan narapidana terorisme) dalam Menangkal Paham Radikalisme di Kalangan Mahasiswa Maluku Utara."
Acara yang berlangsung di Gedung Video Conference Fakultas Hukum Unkhair pada Kamis, 30 Januari 2025, ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai bahaya radikalisasi dan cara-cara pencegahannya.
Dalam kesempatan itu, hadir para narasumber berkompeten, di antaranya Rini Ilyas, seorang Eks Napiter asal Ternate, Kasatwil Maluku Utara Densus 88 AT Polri, serta akademisi Unkhair, Dr. Syahrir Ibnu.
Wakil Rektor III Unkhair, Abdul Kadir Kamaluddin, SP., M.Si, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini dan menyampaikan bahwa upaya Unkhair dalam menangkal paham radikalisme telah dilakukan secara berkelanjutan selama hampir lima tahun terakhir.
"Alhamdulillah, ini adalah kegiatan yang sangat luar biasa. Kami (Unkhair) hampir dalam lima tahun terakhir ini terus melakukan berbagai upaya untuk menangkal paham-paham yang terlarang, baik melalui pendekatan persuasif maupun sosialisasi. Semoga kegiatan seperti ini terus dilaksanakan," ungkapnya.
Presiden BEM Unkhair Ternate, M. Fatahudin Hadi, juga menekankan pentingnya acara ini sebagai langkah strategis dalam menangkal paham radikal di kampus.
“Kami dari internal BEM sangat mendukung kegiatan ini sebagai upaya pencegahan terhadap ideologi radikalisme yang berkembang di kalangan mahasiswa Universitas Khairun Ternate,” tuturnya.
Ketua FSLDK Maluku Utara, Farhan Antolongo, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat tentang bahaya radikalisme serta cara-cara mencegah penyebarannya.
Ia juga menjelaskan bahwa kampus adalah tempat yang sangat tepat untuk kegiatan semacam ini, karena menjadi pusat ilmu pengetahuan yang dapat membekali mahasiswa untuk menjadi generasi yang aktif dalam mencegah penyebaran terorisme.
“Kampus adalah ruang dialektika dan tempat berbagi ilmu. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami secara mendalam mengenai ciri-ciri serta cara mengidentifikasi aksi terorisme,” tandasnya.
Komentar