Pemerintah
Gubernur Sherly Tegaskan Komitmen Ubah Ekonomi Maluku Utara Lewat Misi Dagang Dua Provinsi

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, bersama Gubernur Jawa Timur, Dr. H.C. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, secara resmi membuka Misi Dagang Jawa Timur – Maluku Utara ke-3 di Kota Ternate.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen strategis, termasuk Forkopimda Maluku Utara, Pengurus KADIN dari kedua provinsi, perwakilan OPD, serta 48 pelaku usaha dari Jawa Timur yang siap bertransaksi dengan pelaku usaha Maluku Utara.
Dalam sambutannya, Gubernur Sherly Laos menegaskan pentingnya memperkuat hubungan perdagangan antara Maluku Utara dan Jawa Timur. Ia juga menyampaikan bahwa hubungan antara kedua kepala daerah sangat harmonis dan harus dapat meningkatkan keseimbangan perdagangan antara kedua provinsi.
“Sudah saatnya Maluku Utara meningkatkan ekspor dan mengurangi defisit perdagangan dengan Jawa Timur,” ujar Gubernur Sherly.
Selama satu dekade terakhir, neraca perdagangan antara Jawa Timur dan Maluku Utara menunjukkan kecenderungan surplus bagi Jawa Timur, sementara Maluku Utara masih mengalami defisit.
Berdasarkan data dari BPS dan Kementerian Perdagangan, berikut adalah perkembangan perdagangan antara kedua provinsi:
Tahun 2015: Volume perdagangan mencapai Rp 72 miliar, dengan Jawa Timur surplus Rp 68 miliar.
Tahun 2019: Volume perdagangan naik 10 kali lipat menjadi Rp 800 miliar, dengan Jawa Timur surplus Rp 200 miliar.
Tahun 2020: Volume perdagangan melonjak menjadi Rp 2,2 triliun, dengan Jawa Timur surplus Rp 371 miliar.
Tahun 2022–2023: Akibat pandemi COVID-19, volume perdagangan turun menjadi Rp 1 triliun, dengan Jawa Timur tetap surplus Rp 400 miliar.
Tahun 2024 (proyeksi): Diperkirakan volume perdagangan meningkat kembali menjadi Rp 1,3 triliun.
Gubernur Sherly mengungkapkan bahwa Maluku Utara harus meningkatkan ekspor agar neraca perdagangan menjadi lebih berimbang. Ia juga menginstruksikan agar seluruh OPD dan pelaku usaha di Maluku Utara bekerja sama untuk meningkatkan daya saing produk lokal, meningkatkan nilai tambah melalui pengolahan produk lokal (local processing), dan memperluas pasar ekspor.
"Untuk itu, kami meminta agar volume perdagangan terus meningkat dengan memperbaiki efisiensi tol laut, menurunkan biaya transportasi, dan mempermudah perizinan bagi pelaku usaha," ujar Sherly.
Beberapa komoditas unggulan Maluku Utara yang saat ini diekspor ke Jawa Timur antara lain: Rempah-rempah (biji pala, bunga pala, kapulaga), Hasil perikanan (ikan beku, daging ikan), Kayu, kelapa, dan kakao, Skrap logam (besi dan aluminium).
Sementara itu, komoditas yang dikirim Jawa Timur ke Maluku Utara antara lain: Barang manufaktur (sepeda motor, kendaraan bermotor), Besi dan baja, BBM/minyak petroleum, Beras, ayam potong, telur, daging, dan produk pangan beku.
Gubernur Sherly juga menyoroti potensi baru dalam sektor pertanian, seperti Nenas Jumbo Organik dari Jember. Ia mengajak untuk memanfaatkan potensi ini guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara.
Sebagai langkah lanjutan dalam menjalin hubungan dagang yang lebih erat, Gubernur Sherly Laos mengungkapkan bahwa Maluku Utara akan menggelar Misi Dagang Balasan ke Jawa Timur. Dalam kunjungan ini, Maluku Utara akan mempelajari berbagai hal, antara lain: Koperasi dan UMKM Jawa Timur yang sukses memberdayakan ekonomi rakyat, SMK Digital dan sistem pendidikan berbasis teknologi, Pemerintahan berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi birokrasi, Hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk, dan Pengembangan pertanian, khususnya budidaya buah unggulan seperti nenas jumbo.
"Setelah pertemuan ini, kita harus memastikan hubungan dagang kita semakin kuat dan berimbang, serta membawa manfaat bagi kedua provinsi," tambah Gubernur Sherly.
Sebagai bagian dari Misi Dagang ke-3, dilakukan Penandatanganan Komitmen Transaksi Perdagangan antara pelaku usaha Jawa Timur dan Maluku Utara, yang disaksikan langsung oleh Gubernur Khofifah dan Gubernur Sherly Laos. Nilai transaksi tahun ini diproyeksikan mencapai lebih dari setengah triliun rupiah, menjadikannya salah satu misi dagang terbesar yang pernah dilakukan.
“Semoga ini menjadi langkah awal untuk terus berkolaborasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, kuat, dan inklusif,” ujar Sherly.
Sebagai penutup, Gubernur Sherly Laos menyampaikan pantun sebagai simbol keakraban dan optimisme:
Dari Jatim ke Malut bawa misi dagang,
Sinergi dan kolaborasi makin berkembang.
Bersama kita kuat, bersama kita menang,
Ekonomi maju, rakyat pun senang!
Makan nenas rasanya segar,
Duduk santai di pinggir pagar.
Jatim dan Malut makin bersinar,
Bersama sukses, untungnya besar!
Gubernur Sherly Laos menegaskan kembali komitmen Maluku Utara untuk membangun perdagangan yang lebih berimbang, serta meningkatkan daya saing produk lokal dalam rangka memperkuat perekonomian daerah. "Marimoi Ngone Futuru" atau Bersatu Kita Kuat.
Komentar