Pinjaman
PT. NSC Diduga Rekayasa Data Debitur, Warga Ternate Dirugikan

PT. Nusa Surya Ciptadana (PT. NSC Finance), perusahaan pembiayaan yang beroperasi di Kota Ternate, Maluku Utara, diduga telah melakukan rekayasa data debitur.
Akibatnya, seorang warga bernama Rais Sangadji menjadi korban pencatutan identitas dan mengalami penolakan pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kasus ini terungkap ketika petugas KUR dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan pemeriksaan data calon debitur melalui sistem BI Checking dan OJK. Dalam pemeriksaan tersebut, nama Rais Sangadji muncul sebagai debitur yang pernah meminjam di PT. NSC. Padahal, Rais mengaku tidak pernah mengajukan kredit di perusahaan tersebut maupun di lembaga pembiayaan lainnya.
Mengejutkan lagi, data Rais Sangadji memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan tanggal lahir yang sama dengan seorang debitur atas nama Adam Abd Rahman. Perbedaan hanya terdapat pada jenis kelamin—Rais berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Adam Abd Rahman perempuan.
Manajer PT. NSC Finance, Ning, menjelaskan bahwa data atas nama Adam Abd Rahman memang pernah terdaftar sebagai debitur. Namun, kredit yang bersangkutan telah lunas sejak tahun 2018 dan statusnya sudah diputihkan.
“Data atas nama Adam Abd Rahman sudah tidak ada di sistem kami karena yang bersangkutan telah melunasi kreditnya. Sedangkan nama Rais Sangadji tidak tercatat dalam sistem,” ujar Ning, Kepada Halmaherapost.com, Kamis, 3 Juli 2025.
Ning juga mengakui adanya kesamaan NIK dan tanggal lahir antara kedua nama tersebut. Ia menduga kemungkinan terjadi kesalahan pada proses input data saat pengajuan terdahulu.
“Ada kemungkinan kesalahan input, tapi kami akan cek lebih lanjut ke tim credit analyst karena ada kejanggalan pada NIK dan tanggal lahir yang identik,” tambahnya.
Terkait solusi atas persoalan ini, Ning menyatakan bahwa PT. NSC akan menghapus data atas nama Rais Sangadji dari sistem agar tidak muncul lagi dalam laporan BI Checking maupun OJK.
“Kami akan menghapus data atas nama Rais Sangadji agar nantinya yang terbaca di sistem hanya Adam Abd Rahman,” jelasnya.
Namun, pernyataan tersebut tidak serta-merta menyelesaikan persoalan. Petugas BRI yang menangani pengajuan KUR, Andi, mengatakan bahwa data Rais Sangadji tetap terbaca sebagai debitur dalam sistem BI Checking dan OJK.
“Nama Pak Rais muncul sebagai debitur dari PT. NSC. Padahal beliau tidak pernah mengajukan pinjaman ke perusahaan tersebut. Ini tentu sangat merugikan karena pengajuan KUR-nya langsung ditolak,” ungkap Andi.
Ia menambahkan bahwa sistem mencatat adanya riwayat pinjaman yang belum sepenuhnya bersih, sehingga pengajuan atas nama Rais tidak dapat diproses.
“Kami tidak bisa memproses KUR selama data bermasalah itu masih muncul,” tegasnya.
Sementara itu, Rais Sangadji menyampaikan kekecewaannya. Ia merasa dirugikan karena tidak pernah melakukan pinjaman, namun namanya tercatat sebagai debitur bermasalah.
“Saya tidak pernah ajukan kredit di mana pun. Tapi nama saya bisa masuk di sistem seperti itu. Kalau begini, saya tidak bisa ambil KUR,” ujar Rais dengan nada kecewa.
Komentar