Infrastuktur Jalan
Rawan Kecelakaan! Pemprov, IWIP dan Pemda Halmahera Tengah Canangkan Jalur Alternatif Tabalik

Tingginya risiko kecelakaan di Jalur Gunung Tabalik yang menjadi satu-satunya akses darat ke kawasan industri nikel Lelilef mendorong Pemerintah Provinsi Maluku Utara bertindak cepat.
Bersama PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Pemprov merancang pembangunan jalur alternatif yang lebih aman dan layak kendaraan.
Jalur Tabalik yang selama ini menghubungkan Weda dan Lelilef dikenal rawan longsor, licin saat hujan, dan kerap memicu kecelakaan. Melihat urgensi tersebut, Pemprov Malut meminta IWIP agar ikut ambil bagian dalam membangun jalur baru sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Ini bentuk kerja sama yang kita harapkan—antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Jalur alternatif Tabalik akan meminimalisir kecelakaan dan memperkuat konektivitas di kawasan industri," ujar Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda.
Kesepakatan pembangunan jalur ini telah ditandatangani oleh Gubernur Sherly, Ketua DPRD Provinsi Saiful Ruray, Pemkab Halteng, dan pihak IWIP. Presiden Direktur IWIP, Mr. Kevin He, memaparkan spesifikasi teknis jalur baru:
- Panjang: 2.606 meter
- Lebar: 17 meter
- Galian tanah: 232.610 m³
- Timbunan: 126.419 m³
Langkah ini tak hanya menjawab kebutuhan infrastruktur yang lebih aman, tetapi juga menegaskan komitmen Pemprov dalam memperkuat tata kelola pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Saya (dan ketua DPRD) sepakat dan mendukung penuh pembangunan jalur ini sebagai wujud nyata dari tanggung jawab bersama," tegas Gubernur Sherly bersama Ketua DPRD.
Komentar